Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi inflasi 0,14% pada Oktober 2016. Data ini sesuai prediksi para ekonom, bahwa inflasi Oktober jauh lebih kecil dibandingkan September yang mencapai 0,22%.
BPS mencatat, dari 82 kota yang disurvei, sebanyak 48 kota mengalami inflasi dan 34 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,32% dan terendah terjadi di Depok dan Manado masing-masing sebesar 0,01%.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,10% dan terendah terjadi di Banda Aceh dan Merauke masing-masing sebesar 0,02%.
BPS menyatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,24%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,56%, kelompok kesehatan 0,29%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,10%.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu: kelompok bahan makanan 0,21%, kelompok sandang 0,31%; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,03%.
Dengan inflasi Oktober ini, maka tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Oktober) 2016 sebesar 2,11% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2016 terhadap Oktober 2015) sebesar 3,31%.
Komponen inti pada Oktober 2016 mengalami inflasi sebesar 0,10%; tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Oktober) 2016 sebesar 2,68%; dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Oktober 2016 terhadap Oktober 2015) sebesar 3,08%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News