Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan mencatatkan inflasi sebesar 0,30% secara bulanan alias month to month (mtm) pada November 2024, atau naik bila dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,08% mtm.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan, kenaikan inflasi tersebut terutama didorong oleh peningkatan permintaan musiman menjelang akhir tahun, bertepatan dengan liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), sejalan dengan pola musiman pada umumnya.
“Juga dipengaruhi berkurangnya dampak dari musim panen, harga-harga pangan secara umum meningkat,” tutur Josua kepada Kontan, Minggu (1/12).
Baca Juga: Inflasi Medis Selangit, Regulator dan Industri Benahi Asuransi Kesehatan
Josua memperkirakan indeks harga bergejolak, yang sebagian besar mencakup komoditas pangan, diperkirakan akan mencatat tingkat inflasi bulanan sebesar 0,95% mtm, naik secara signifikan dari deflasi 0,11% mtm pada Oktober 2024.
Meningkatnya indeks harga bergejolak sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan harga bawang merah, daging ayam, dan minyak goreng.
Sementara itu, indeks harga yang diatur pemerintah juga diperkirakan mengalami inflasi bulanan sebesar 0,12% mom, berbalik dari sebelumnya deflasi 0,25% mtm di bulan Oktober 2024, didorong oleh harga bahan bakar non subsidi yang lebih tinggi.
Kemudian, inflasi inti diproyeksikan relatif stabil pada level 0,20% mtm, sedikit lebih rendah dari 0,22% mtm di dari bulan sebelumnya, didukung oleh peningkatan permintaan musiman, pelemahan rupiah, dan kenaikan harga emas.
“Perakiraan ini mengindikasikan bahwa inflasi kumulatif dari Januari hingga November 2024 akan mencapai sekitar 1,12% year to date (ytd), menandai penurunan yang signifikan dari 2,35% ytd yang tercatat pada periode yang sama tahun 2023 yang lalu,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemerintah Perlu Mengantisipasi Lonjakan Harga Pangan Menjelang Libur Nataru
Lebih lanjut, tingkat inflasi tahunan pada November 2024 diperkirakan sekitar 1,55%, turun dari 1,71% pada Oktober 2024.
Sebaliknya, inflasi inti tahunan diperkirakan naik tipis menjadi 2,26% secara tahunan, dari 2,21% yoy di bulan Oktober.
Dengan indeks harga yang diatur pemerintah diperkirakan akan mencerminkan inflasi sebesar 0,92% yoy. Sementara indeks harga bergejolak diproyeksikan mencatat deflasi 0,61% yoy, dibandingkan dengan inflasi 0,77% yoy dan deflasi 0,89% yoy pada bulan Oktober 2024.
Josua memproyeksikan memproyeksikan tingkat inflasi tahun 2024 berkisar antara 1,7% - 2,0%, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2023 yang sebesar 2,81%.
Proyeksi tersebut tetap berada dalam kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5% - 3,5% pada tahun 2024, dengan tekanan inflasi menjelang akhir tahun yang diperkirakan akan tetap rendah.
“Lintasan inflasi yang lebih rendah ini dapat memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk mempertimbangkan penurunan BI-rate, terutama jika diselaraskan dengan potensi penurunan suku bunga The Fed,” tandasnya.
Selanjutnya: Jadwal M6 Swiss Stage Round 3 Hari ini (1/12/2024), TLID Tanding Jam Berapa?
Menarik Dibaca: Jus Apa yang Ampuh Menurunkan Kadar Gula Darah? Ada 12 Pilihannya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News