kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inflasi Inti Mengendur, BPS: Bukan Berarti Daya Beli Masyarakat Turun


Sabtu, 02 Desember 2023 / 06:24 WIB
Inflasi Inti Mengendur, BPS: Bukan Berarti Daya Beli Masyarakat Turun
ILUSTRASI. Tekanan inflasi inti secara tahunan terus mengalami penurunan.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan inflasi inti mengendur. Pada November 2023, inflasi inti tercatat sebesar 1,87% yoy, lebih landai dari bulan Oktober 2023 yang sebesar 1,91% yoy.

Tren penurunan inflasi inti bahkan sudah terlihat sejak awal kuartal II-2023 atau pada April 2023. Pada bulan tersebut, inflasi inti tercatat sebesar 2,83% yoy, atau melandai dari 2,94% yoy pada bulan sebelumnya. 

Inflasi inti kembali menurun pada Mei 2023 menjadi 2,66% yoy, pada Juni 2023 menjadi 2,58% yoy, pada Juli 2023 sebesar 2,43% yoy, dan pada Agustus 2023 turun lagi ke 2,18% yoy, dan berada di kisaran 2,00% yoy pada September 2023.  

Mengingat inflasi inti erat kaitannya dengan daya beli, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh. Edy Mahmud membantah, rendahnya inflasi inti menunjukkan daya beli masyarakat yang terganggu. 

“Rendahnya inflasi inti tidak berarti menunjukkan rendahnya daya beli masyarakat,” terang Moh. Edy dalam konferensi pers, Jumat (1/12). 

Baca Juga: Berikut Risiko yang Membayangi Prospek Inflasi Indonesia di Akhir 2023

Moh. Edy menduga, pergerakan inflasi inti pada November 2023 mungkin karena faktor struktural. 

Ia melihat, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi Indonesia masih terjaga. Terlihat dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih berada di kisaran 5% yoy. 

“Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih bagus,” tegasnya. 

Melihat capaian pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan juga inflasi tersebut, Moh. Edy menarik kesimpulan bahwa upaya pengendalian inflasi yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) berarti berhasil. 

Senada dengan Moh. Edy, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David E. Sumual mengungkapkan, pergerakan inflasi inti yang rendah didorong oleh faktor basis rendah. 

David juga bilang, daya beli masyarakat cukup solid. Penurunan inflasi inti maupun inflasi umum, bukan berasal dari turunnya permintaan masyarakat. 

“Ini turun dari sisi suplai, jadi bukan karena turunnya permintaan masyarakat,” tandas David.

Baca Juga: Tekanan Inflasi Beras Melemah, BPS Beberkan Sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×