kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Global Dikhawatirkan Tekan Laju Ekspor Indonesia pada Paruh Kedua 2022


Minggu, 07 Agustus 2022 / 17:31 WIB
Inflasi Global Dikhawatirkan Tekan Laju Ekspor Indonesia pada Paruh Kedua 2022
ILUSTRASI. Pekerja menggunakan alat berat saat memindahkan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (5/8/2022). Inflasi Global Dikhawatirkan Tekan Laju Ekspor Indonesia pada Paruh Kedua 2022.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pertumbuhan Ekspor Indonesia yang melesat turut andil mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2022. Ekspor Indonesia tumbuh 19,74% pada kuartal II 2022 secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan ekspor ini lebih tinggi dari kuartal I 2022 yang 16,69%.

Namun Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mewanti-wanti, tekanan inflasi yang meningkat di negara-negara mitra dagang utama Indonesia berisiko menggerus surplus di periode dua triwulan mendatang.

"Tanda-tanda mulai menipisnya surplus ini sudah kelihatan ya, karena begini logikanya, di kuartal II-2022 dia bagus kan kontribusinya, buktinya ekspor mampu tumbuh 19,74%. Jadi ini pertumbuhan yang cukup tinggi," ujar Eko dalam Konferensi Pers INDEF, Minggu (7/8).

"Cuma persoalannya adalah dua kuartal ke depan itu kalau kita amati ya dari perkembangan ekonomi negara mitra dagang utama kita itu kecenderungan inflasinya meningkat, pertumbuhannya turun," tambahnya.

Baca Juga: Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (8/8)

Eko menilai, ketika daya beli negara mitra dagang utama tertekan, maka konsekuensinya adalah permintaan barang dan jasa bisa saja berkurang. Persoalan juga berpotensi lebih rumit karena implikasinya dapat menjalar ke pundi-pundi cadangan devisa yang berisiko ikut menyusut.

"Kalau daya beli tergerus lama-lama permintaan terhadap komoditas dari Indonesia juga akan turun. Nah ini yang harus diantisipasi karena kalau turun itu tidak hanya persoalannya kepada neraca perdagangan tetapi juga kepada stabilitas nilai tukar," tutur Eko.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menilai, meskipun perekonomian pada kuartal II-2022 mampu tumbuh di atas 5% dan berada dalam mode ekspansi, namun tantangan ke depan tidak akan ringan.

Eko menyebut, salah satu tantangan yang akan dihadapi pada Kuartal III dan Kuartal IV 2022 adalah persoalan ketidakpastian global yang masih menggelayuti perekonomian dunia sejauh ini.

"Ketidakpastian global yang kita perkirakan di Kuartal III dan IV ini akan membesar, nah kalau membesar berarti risiko nya juga membesar," ujar Eko.

Ketidakpastian global terutama dari sisi geopolitik, Eko melihat belum berakhirnya perang Rusia-Ukraina membuat gejolak ekonomi juga belum mereda. Situasi ini menjadi lebih rumit saat tensi geopolitik antara Taiwan dan China semakin membara di Semester II-2022.

"Jadi benar-benar geopolitik yang memanas itu, yang tadinya hanya di Eropa sekarang bergeser ke Asia, dan ini tentu dari sisi keuangan juga akan berimplikasi respon yang cepat," kata Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×