Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom meyakini ada potensi peningkatan inflasi bulanan pada bulan Juli 2023.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, inflasi bulanan pada Juli 2023 berpotensi berada di kisaran 0,22% atau meningkat dari 0,14% pada bulan sebelumnya.
Josua bilang, peningkatan harga pada bulan laporan dipengaruhi oleh peningkatan inflasi inti, yang didorong kelompok pendidikan.
"Sejalan dengan adanya tahun ajaran baru sekolah tingkat dasar dan menengah," terang Josua kepada Kontan.co.id, Sabtu (29/7).
Baca Juga: Antisipasi El-Nino, Badan Pangan Pastikan Stok Pangan Cukup
Selain komponen inti, peningkatan harga beberapa komoditas juga mendorong inflasi kelompok harga bergejolak.
Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain beras sebesar 0,025, telur naik 0,5%.
Kemudian komoditas bawang putih naik 7,7%, cabai merah naik 3,5%, serta harga cabai rawit naik 0,5%.
Namun, tetap ada komoditas pangan yang mencatta penurunan harga, seperti daging ayam yang turun 2,4%, daging sapi turun 0,2%, dan minyak goreng turun 0,8%.
Lebih lanjut, inflasi harga diatur pemerintah diperkirakan cenderung meningkat terbatas karena adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi.
"Seperti Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite di sepanjang bulan Juli 2023," tambah Josua.
Baca Juga: Ada Tahun Ajaran Baru, Inflasi Juli 2023 Diproyeksi Terungkit
Selain itu, inflasi harga diatur pemerintah juga akan didorong oleh penyesuaian harga gas LPG 5,5 kg dan 12 kg per 10 Juli 2023.
Lebih lanjut, hingga akhir tahun 2023, Josua memperkirakan inflasi akan bergerak di kisaran 3% YoY hingga 3,5% YoY.
Dengan kata lain, inflasi hingga akhir tahun ini akan tetap berada dalam kisaran sasaran BI yang sebesar 2% YoY hingga 4% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News