kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.274   -179,00   -1,11%
  • IDX 6.966   -142,38   -2,00%
  • KOMPAS100 1.039   -25,10   -2,36%
  • LQ45 815   -18,47   -2,21%
  • ISSI 212   -4,02   -1,86%
  • IDX30 417   -9,65   -2,26%
  • IDXHIDIV20 502   -11,15   -2,17%
  • IDX80 118   -2,81   -2,32%
  • IDXV30 125   -2,36   -1,86%
  • IDXQ30 139   -2,96   -2,09%

Industri Pengolahan Jadi Sektor Penopang Penerimaan Pajak Kuartal I-2023


Senin, 17 April 2023 / 16:42 WIB
Industri Pengolahan Jadi Sektor Penopang Penerimaan Pajak Kuartal I-2023
ILUSTRASI. Suasana pameran Indo Intertex - Inatex 2023 di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (29/03). Industri Pengolahan Jadi Sektor Penopang Penerimaan Pajak Kuartal I-2023.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan pajak sampai dengan akhir Maret 2023 mencapai Rp 432,25 triliun.

Kinerja penerimaan pajak tersebut  tumbuh 33,78% dibandingkan penerimaan tahun lalu di periode yang sama. Selain itu, penerimaan pajak ini juga setara 25,16% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.

Bila melihat dari sektor lapangan usaha, sektor manufaktur menjadi sektor dengan sumbangan penerimaan pajak terbanyak dengan kontribusi 28,3%. 

Kinerja industri pengolahan sampai dengan akhir Maret 2023 ini terpantau tumbuh 32,7% secara tahunan alias year on year (YoY), meski lebih rendah dari pertumbuhan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 44,1% YoY. 

Baca Juga: Pajak Konsumsi Masih Jadi Tulang Punggung Penerimaan Pajak Kuartal I-2023

"Yang kontribusinya paling tinggi berdasarkan sektor yaitu industri pengolahan 28,3% dari penerimaan pajak kita adalah dari industri pengolahan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (17/4).

Sektor penyumbang penerimaan pajak kedua terbesar adalah sektor perdagangan. Dengan kontribusi sebesar 22,7%, sektor ini berhasil tumbuh 17,8% YoY, meski lebih rendah dari pertumbuhan periode sama tahun 2022 yang sebesar 59,4%. 

Sektor perdagangan yang melambat ini dikarenakan perlambatan pajak pertambahan nilai dalam negeri (PPN DN) dan juga peningkatan restitusi. "Tanda-tanda ini yang harus kita waspadai, tren bahwa pertumbuhannya masih positif tapi mulai melemah pada bulan Maret," kata Menkeu.

Kontributor terbesar ketiga adalah sektor jasa keuangan dan asuransi. Dengan pertumbuhan mencapai 38,1% YoY, sektor ini memberi sumbangan pada penerimaan pajak sampai dengan akhir Maret 2023 sebesar 10,8%. 

Baca Juga: Pertanda Ekonomi Indonesia Pulih, Level CDS Bergerak Turun

"Kita berharap untuk industri jasa keuangan dan asuransi masih akan tetap positif," terangnya.

Sedangkan kontributor selanjutnya ada sektor pertambangan dengan kontribusi 11,1%. Pertumbuhannya mencapai 113,6% YoY meski lebih rendah dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 150,8%.

Pertumbuhan sektor pertambangan ini dikarenakan beberapa wajib pajak menyetorkan PPh Badan Tahunan lebih awal.

Lebih lanjut, kontributor selanjutnya adalah penerimaan pajak dari sektor konstruksi dan real estat sebesar 4,5%. Sektor ini terpantau meningkat 25,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 10%. 

Baca Juga: Inaplas Berharap Pemerintah Pertahankan Kebijakan HGBT, Ini Alasannya

"Meskipun per bulannya mereka mengalami pelemahan pada bulan Maret ini karena 0%. Ini yang harus kita waspadai," ujar Menkeu.

Kemudian, sektor transportasi dan pergudangan dengan sumbangan 4,4%, sektor jasa perusahaan dengan sumbangan 3,6%, serta informasi dan komunikasi dengan kontribusi 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×