Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menggandeng Jepang untuk penguatan industri farmasi dan alat kesehatan nasional. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan performa dan ketahanan sistem kesehatan bagi pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha menyampaikan bahwa penguatan ini sejalan dengan enam pilar transformasi Kesehatan Nasional. Indonesia sedang mengembangkan platform digital kesehatan nasional (SatuSehat), dan pendekatan genomik (BGSi). Kedua program ini diharapkan dapat berkolaborasi dengan Jepang.
''Kami mengundang mitra dari jepang untuk turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi farmasi dan alat kesehatan di Indonesia,'' ujar Kunta dalam siaran pers, Sabtu (8/10).
Baca Juga: Indonesia Resmikan Pabrik Vaksin mRNA Pertama di Asia Tenggara
Pada pilar ketiga, Kementerian Kesehatan sedang berproses untuk mengubah ketahanan sistem kesehatan melalui peningkatan produksi farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
Sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan baik di layanan primer dan sekunder, penguatan bioteknologi dilakukan melalui penguasaan vektor virus, teknologi berbasis asam nukleat, protein rekombinan untuk memproduksi vaksin dan obat-obatan bagi masyarakat di dalam negeri, seperti, eritropoietin, insulin, antibodi monoklonal dan produk turunan plasma.
"Di bidang farmasi, kami bertujuan untuk memproduksi enam dari 10 bahan farmasi aktif (API) secara lokal," imbuh Kunta.
Baca Juga: Bahan Baku Banyak Impor, Kemenperin Dorong Pengembangan Industri Alkes Dalam Negeri
Kunta berharap adanya eksplorasi lebih lanjut mulai dari kemitraan, transfer teknologi, hingga kolaborasi penelitian untuk dapat meningkatkan produksi alat kesehatan, bahan medis habis pakai di dalam negeri, dan manufaktur vaksin. 'Untuk mencapai target ketahanan tersebut, Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan yang mencakup langkah-langkah kritis mulai dari fasilitasi uji klinis dan transfer teknologi. Dari sisi produksi juga diutamakan akselerasi produksi dari dalam negeri.
Forum Bisnis Indonesia-Jepang setidaknya dihadiri lebih dari 300 peserta secara luring dan daring. Forum ini diinisiasi atas kerja sama Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) Tokyo, (Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka, KADIN Komite Bilateral Indonesia-Jepang, Kementerian Perindustrian, Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Tokyo dan ITPC Osaka serta beberapa mitra Jepang seperti The Kansai Bureau of Economy, Trade and Industy (METI Kansai), Federation of Pharmaceutical Manufacturers Associations of Japan (FPMAJ) dan The Japan External Trade Organization (JETRO).
Sebagai hasil dari Forum Bisnis Farmalkes, telah ditandatangani komitmen kerja sama antara Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) dengan mitranya di Jepang FPMAJ, khususnya untuk membuka kontak dalam penjajakan co-production dan riset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News