Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Pasar Global Pro Energi Hijau, Cermati Efeknya ke Saham Penghuni IDX Sri Kehati
Selain itu, Indonesia berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir dan gas alam, serta menawarkan program Carbon Capture and Storage (CCS) dengan potensi penyerapan hingga 700 gigaton CO2.
Hashim juga menegaskan bahwa Indonesia tidak akan melakukan phase-out pembangkit listrik tenaga batu bara, tetapi hanya phase-down atau pengurangan jumlahnya secara bertahap.
"Kami berkomitmen untuk menurunkan ketergantungan pada batubara secara bertahap tanpa menghentikannya secara total, sehingga transisi energi ini tidak merugikan stabilitas ekonomi nasional," jelas Hashim.
Presiden Prabowo Subianto juga telah menyetujui program reforestasi masif dan perhutanan sosial.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan bahwa rehabilitasi lahan kritis seluas 12,7 juta hektare sedang dirancang untuk mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca.
Baca Juga: Kesadaran Investor Terhadap Reksadana ESG Dinilai Masih Rendah
Kerja Sama Bilateral dan RBC-4
Pada COP29, Delegasi RI aktif menjalin kerja sama bilateral. Beberapa kerja sama strategis yang dihasilkan antara lain:
1. Peluncuran Mutual Recognition Arrangement (MRA) untuk perdagangan karbon melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM) dengan Jepang, senilai lebih dari US$10 miliar untuk lebih dari 50 proyek baru.
2. Kerja sama dengan World Resources Institute untuk pengembangan sistem pemantauan hutan.
3. Kerja sama dengan Gold Standard dan LEAF Coalition untuk pengakuan standar pasar karbon sukarela.
Dalam acara sosialisasi, juga diluncurkan tahap keempat RBC-4 yang merupakan hasil kerja sama Indonesia dan Norwegia untuk mendukung pengurangan emisi akibat deforestasi dan degradasi hutan (REDD+).
Indonesia menerima pembayaran sebesar US$60 juta atas capaian pengurangan emisi gas rumah kaca pada 2019–2020. Sebelumnya, Indonesia telah menerima pembayaran sebesar US$156 juta untuk capaian pengurangan emisi pada 2016–2019.
Baca Juga: Indonesia Perlu Pendanaan Iklim yang Lebih Adil di COP29
Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq menekankan bahwa RBC-4 menandai komitmen kuat dalam kolaborasi internasional untuk menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyatakan bahwa fokus utama adalah mempertahankan target *FOLU Net Sink 2030* agar Indonesia tetap berada di jalur yang benar menuju *Net Zero Emissions* pada 2060 atau lebih cepat.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan kementerian/lembaga, aktivis lingkungan, akademisi, serta mitra Paviliun Indonesia. Paviliun Indonesia selama COP29 telah mengadakan 44 sesi talkshow dengan melibatkan 215 pembicara dari berbagai kalangan, menampilkan keberhasilan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim oleh masyarakat Indonesia.
Selanjutnya: Akselerasi Transformasi Digital, PIDI 4.0 Berperan Wujudkan Smart Manufacturing
Menarik Dibaca: Rekomendasi 6 Film dengan Kisah Plot Twist Terbaik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News