Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga tengah memperkuat kerja sama strategis dengan Kementerian Tanah, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan (Ministry of Land, Infrastructure and Transport/MOLIT).
Fokus utama dari kerjasama ini adalah peningkatan kualitas perkerasan aspal serta pengembangan teknologi perkerasan jalan yang ramah lingkungan, yang dianggap sangat penting dalam upaya meningkatkan infrastruktur jalan di Indonesia.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra, menegaskan bahwa kolaborasi antara Indonesia dan Korea Selatan dalam aspek teknologi dan bisnis, khususnya dalam perkerasan aspal dan teknologi perkerasan ramah lingkungan, merupakan langkah krusial dan strategis bagi Ditjen Bina Marga.
Ia mengungkapkan pentingnya teknologi perkerasan aspal berkualitas tinggi, mengingat luasnya jaringan jalan nasional di Indonesia. “Implementasi teknologi perkerasan aspal yang lebih ramah lingkungan adalah kebutuhan mendesak yang harus segera direspons,” ujarnya, Rabu (7/8/2024).
Baca Juga: Kementerian PUPR: Pembangunan Istana Wapres Perlu Waktu Setahun
Rachman Arief menambahkan bahwa penerapan teknologi dalam perkerasan aspal tidak hanya akan meningkatkan kualitas infrastruktur jalan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Dengan penerapan sistem manajemen kualitas yang terintegrasi dengan teknologi digital, Ditjen Bina Marga dapat memantau dan mengendalikan proses pekerjaan dengan lebih efisien dan efektif.
“Teknologi digital memungkinkan kita untuk melakukan pemantauan secara real-time, analisis data yang akurat, deteksi dini kerusakan, serta penanganan yang lebih cepat dan tepat,” jelasnya.
Teknologi perkerasan aspal dari Korea Selatan sudah terbukti berkualitas dan teruji, namun tantangan utama bagi Indonesia terletak pada luasnya cakupan wilayah yang membutuhkan infrastruktur jalan berkualitas tinggi.
“Kita berharap teknologi hasil kerjasama ini dapat disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, namun tetap memberikan hasil yang setara dengan standar kualitas di Korea,” harap Rachman Arief.
Baca Juga: Tol Sepanjang 2.700 Km Terwujud 10 Tahun Terakhir
Lebih lanjut, Rachman Arief menjelaskan bahwa selain fokus pada pengembangan teknologi perkerasan jalan, Ditjen Bina Marga juga memprioritaskan percepatan pembangunan sistem Pavement Quality Management System (PQMS).
Program ini diharapkan dapat selesai lebih cepat pada akhir tahun 2024, sehingga dapat segera digunakan untuk memastikan seluruh proses dan pekerjaan terkait perkerasan jalan berjalan sesuai dengan standar kualitas yang tinggi.
Kemitraan antara Indonesia dan Korea Selatan dalam bidang infrastruktur jalan telah terjalin selama kurang lebih 19 tahun.
Sejak tahun 2019 hingga 2023, Kementerian PUPR telah bekerjasama dengan Kementerian Tanah, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan jembatan pada jaringan jalan nasional melalui program Establishment of Integrated Management for Structural Health Monitoring System (SHMS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News