kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Indonesia kerjasama dengan JICA untuk bangun kembali Sulteng pascabencana


Kamis, 10 Januari 2019 / 12:11 WIB
Indonesia kerjasama dengan JICA untuk bangun kembali Sulteng pascabencana


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah meluncurkan kerjasama teknis  dalam perencanaan pembangunan berbasis risiko bencana dengan Japan Internasional Coorperation Agency (JICA). Dalam hal ini pemerintah diwakili oleh Kementerian PPN/Bappenas telah bekerjasama dengan JICS untuk mendukung pemulihan dan pembangunan kembali wilayah pasca bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas Rudy Prawiradinata mengatakan, pemerintah Indonesia dan Jepang mempunyai kesepahaman tentang pentingnya kerjasama teknis serta berbagai informasi dan pengetahuan dalam perencanaan berbagai risiko bencana.

Sebetulnya, kata Rudy, kerjasama ini telah berjalan sejak 14 Oktober 2018. Hanya saja, perayaan kerjasama baru di gelar hari ini, Kamis (10/1).  "Kerjasama ini berlangsung selama 36 bulan hingga 2021 dengan melibatkan berbagai kementerian lembaga untuk memulihkan Sulteng pasca bencana," ungkap Rudy saat ditemui di kantornya, Kamis (10/1).

Adapun kerjasama itu mencakup berbagai teknis kegiatan utama. Pertama, penyusunan penilaian resiko bencana dan peta ancaman bencana. Kedua, penyusunan rencana tata ruang berdasarkan penilaian resiko bencana.

Ketiga, promosi infrastruktur dan fasilitas umum yang memiliki ketahanan bencana. Keempat, pemulihan kehidupan dan penguatan masyarakat pasca bencana. Rudy bilang, keempat kegiatan itu telah tertuang dalam master plan yang nantinya diserahkan kepada Wakil Presiden.

"Setelah ke Wapres nanti langsung diserahkan ke Pemda untuk dibuat dasar hukumnya," jelas dia. Namun sayangnya, Rudy tidak mengatakan berapa komitmen kucuran dana yang diberikan JICA untuk hal ini.

Tapi, saat ini memang pemerintah sedang menghitung berapa kebutuhan yang diperlukan. Setelah itu baru nanti diserahkan ke JICA. Rudi pun bilang, untuk masa rehabilitasi tidak hanya JICA saja yang berperan tapi ada dari institusi internasional lainnya seperti Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB).

"Saat ini proyek pembangunan yang dibiayain siapa-siapa saja masih diitung," tutur dia. 

Sementara itu, Chief Representatif of JICA Indonesia Yamanaka Shinichi menanyakan, memang saat ini belum ada yang ditentukan. Namun sejatinya, JICA dalam hal ini berfokus untuk transfer teknologi dan pebgalaman di bidang likuidasi dan tsunami. "Keduanya memang sudah jadi pengalaman di Jepang. jadi support Jepang fokus pada dua bidang tersebut," tutup Yamanaka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×