Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 350.000 ton sampah plastik masuk ke laut Indonesia selama tahun 2024. Sedangkan secara global, total sampah plastik yang dibuang ke lautan sekitar 8 juta ton.
Jumlah sampah plastik di tahun tersebut turun hingga 41% dibandingan 2018. Namun, jumlah sampah ini tetap sangat banyak. Indonesia tetap masuk sepuluh besar penghasil sampah plastik ke lautan dunia.
Maka, bermunculan perusahaan yang mencoba mengurangi plastik. Salah satunya Greenhope, perusahaan sosial teknologi inovasi material yang bertujuan mengkatalisasi pergeseran masyarakat menuju konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. .
Greenhope menjadi salah satu dari 40 peserta yang diajak oleh Bappenas untuk berpartisipasi di The Indonesia Pavilion at Expo 2025 Osaka di ajang World Expo 2025 Osaka di Jepang pada 15 sampai 21 September 2025.
Ada sekitar 56 produk yang dibawa Greenhope untuk ikut dipamerkan dalam perhelatan ini. Produk-produk tersebut berupa bioplastik dan biodegradable additive yang sudah digunakan menjadi kemasan dan plastik beragam produk dan merek. Bentuknya bervariasi mulai dari bahan mentah, film, dan sebegainya.
Baca Juga: Mengurangi Sampah Plastik Sekali Pakai, Begini Langkah PT Elnusa Petrofin
Greenhope merupakan perusahaan teknologi yang fokus dalam pengelolaan sampah plastik dengan penggunaan bahan berkelanjutan. Produk-produk Greenhope dapat terurai di akhir masa pakai dengan mengurangi penumpukan plastik di tempat pembuangan akhir (dan jika tidak sengaja bocor ke alam) dan mempercepat penguraian bahan secara alami oleh alam dengan aman.
Menurut CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja, konsep return to earth dengan menyediakan solusi material yang cocok untuk menggantikan barang-barang plastik yang terlalu kecil dan terkontaminasi, tidak cocok untuk digunakan kembali atau tidak layak secara ekonomi untuk didaur ulang.
"Untuk sampah plastik yang benar-benar tidak dapat diselamatkan. Untuk barang-barang pascakonsumen yang memiliki dampak negatif dalam hal energi, air, waktu, uang, untuk dicoba dihemat," katanya, dalam rilis ke Kontan.co.id, Kamis (2/10).
Greenhope menyediakan beberapa produk yang menunjang prinsip berkelanjutan. Pertama, Ecoplas, berupa bioplastik sebagai lapisan penutup tempat pembuangan akhir (TPA) ramah lingkungan. Inovasi asli Indonesia yang sudah dipatenkan di Amerika Serikat, Singapura, dan Indonesia ini sejalan dengan Permen PU Nomor 3 Tahun 2013.
Kedua, Naturloop yang merupakan kemasan plastik ramah lingkungan berbahan dasar nabati. Bahan nabati yang digunakan juga tidak diperuntukkan bagi makanan sehingga tidak mengganggu bahan pangan di masyarakat.
Ketiga, Oxium, yakni bahan aditif berbentuk biji plastik yang berfungsi untuk mendegradasi plastik melalui proses oksidasi dan biodegradasi. Proses degradasi plastik yang semula membutuhkan waktu ratusan tahun dipercepat menjadi dua sampai lima tahun dan tidak meninggalkan residu mikroplastik.
Selanjutnya: Ultimatum Trump untuk Hamas! Terima Rencana 20 Poin atau Hadapi Konsekuensi Berat
Menarik Dibaca: 10 Prompt Gaya Kasual Hollywood untuk Pria pakai Gemini AI Photo Editor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News