kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.136   65,00   0,40%
  • IDX 7.083   2,81   0,04%
  • KOMPAS100 1.051   -4,20   -0,40%
  • LQ45 820   -5,73   -0,69%
  • ISSI 213   0,28   0,13%
  • IDX30 420   -4,57   -1,08%
  • IDXHIDIV20 500   -6,00   -1,18%
  • IDX80 120   -0,46   -0,38%
  • IDXV30 125   0,31   0,25%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Indonesia Diyakini Tidak Akan Resesi, Begini Penjelasan BI


Selasa, 01 November 2022 / 06:56 WIB
Indonesia Diyakini Tidak Akan Resesi, Begini Penjelasan BI
ILUSTRASI. Di tengah bayang-bayang hantu resesi dunia, BI masih melihat adanya harapan bagi perekonomian Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah bayang-bayang hantu resesi dunia, Bank Indonesia (BI) masih melihat adanya harapan bagi perekonomian Indonesia. 

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, risiko lonjakan inflasi masih akan terus berlanjut. Hal ini direspons BI dan bank sentral negara lain dengan menaikkan suku bunga acuan. 

Kemudian, kenaikan suku bunga acuan ini akan berdampak ke sektor-sektor ekonomi karena membuat bunga pinjaman perbankan menjadi lebih mahal. 

Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia jadi melambat. BI sendiri telah tiga kali menaikkan suku bunga acuan sejak Agustus lalu guna menstabilkan nilai tukar dan menjaga inflasi tetap terkendali. 

Kebijakan ini pun tentu akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. 

Namun, dia memastikan keputusan BI menaikkan suku bunga acuan telah dipikirkan dengan matang sehingga dampaknya ke pertumbuhan ekonomi tidak separah negara lain. 

Baca Juga: Robert Kiyosaki Sebut Bank Sentral Tak Bisa Perbaiki Inflasi, Ini 3 Aset Pilihannya

"Tapi semua dilakukan secara terukur. Kita tidak akan menaikkan suku bunga kalau memang itu tidak diperlukan," ujarnya saat acara GNPIP Sulawesi Tengah, Senin (31/10/2022). 

Dengan dukungan kebijakan moneter yang terukur ini, dia bilang, ekonomi Indonesia memiliki harapan untuk tetap tumbuh. Bahkan jika dilihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini diperkirakan masih akan tumbuh pada kisaran 4-5%. 

"Jadi dengan itu kita semua punya optimisme ekonomi kita masih akan terus tumbuh di tengah-tengah negara lain. Sekarang ini negara maju banyak yang sudah mengatakan bahwa kita siap masuk resesi," ucapnya. 

Baca Juga: Sedikit Kendur, BI Prediksi Inflasi Tahunan Akan Turun Jadi 5,8% di Oktober 2022

Kendati demikian, di tengah kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja ini, BI justru lebih mengkhawatirkan ekspektasi inflasi ketimbang perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

Dia menjelaskan, ekspektasi inflasi ini berasal dari inflasi yang bersifat temporer seperti harga bahan pangan yang tinggi atau pasokan bahan pangan berkurang. Namun bila inflasi temporer ini tidak segera ditangani oleh BI, maka dapat membentuk ekspektasi inflasi yang dapat terjadi dalam jangka panjang. 

"Masalah pertumbuhan yang melambat itu adalah prioritas yang kedua karena masalah stabilitas itu tidak ada kata tawar. Tidak ada pertumbuhan yang tinggi kalau itu diikuti dengan harga yang tinggi sehingga mengurangi daya beli. Oleh karena itu mandat BI untuk jaga inflasi ini," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BI Optimistis Indonesia Tidak Akan Resesi, Ini Alasannya"
Penulis : Isna Rifka Sri Rahayu
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×