Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) menganggap, keputusan pemerintah China untuk mencabut kebijakan Nol Covid-19 mampu memberi titik terang bagi perekonomian global.
Bank Mandiri sependapat akan hal ini. Bahkan, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro meyakini ada angin segar yang juga berhembus ke Indonesia.
Menurut Andry, ini sejalan dengan China yang memiliki keterkaitan aktivitas ekonomi yang cukup erat dengan Indonesia, dari sisi perdagangan, investasi, maupun pariwisata.
"Ini sebagai dasar, bahwa peranan maupun kontribusi China ke perekonomian Indonesia cukup besar," jelas Andry saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Selasa (24/1) di Jakarta.
Baca Juga: Berkah dari Kebijakan Pencabutan Nol Covid China Bagi Perekonomian Indonesia
Andry memerinci, China menduduki posisi kedua realisasi penanaman modal asing (PMA) di Indonesia.
Data Kementerian Investasi menunjukkan, realisasi PMA Negara Tirai Bambu di sepanjang 2022 mencapai US$ 8,2 miliar atau di bawah Singapura dengan realisasi PMA US$ 13,3 miliar.
Sedangkan dari sisi perdagangan, China merupakan negara utama tujuan ekspor non migas Indonesia dan mayoritas impor pun datang dari China.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekspor ke China di sepanjang 2022 sebesar US$ 63,55 miliar atau 23,03% dari total ekspor di sepanjang tahun lalu.
Kemudian nilai impor dari China di sepanjang 2022 tercatat US$ 67,16 miliar atau setara 34,07% dari total impor di sepanjang tahun lalu.
Baca Juga: Ekonomi Global Belum Menentu, Aktivitas Manufaktur Beberapa Negara Lesu
Sedangkan untuk pariwisata, Andry menyebut kunjungan pelancong China meningkat pesat, terutama ke Bali.
"China banyak banget sebanyak 210 kunjungan dan itupun hanya kloter pertama. Gelombang ini harapannya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," terangnya.
Secara keseluruhan, Andry memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2023 akan berada di kisaran 5,04% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News