kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Indonesia contek India soal bansos non tunai


Kamis, 24 Agustus 2017 / 20:31 WIB
Indonesia contek India soal bansos non tunai


Reporter: Choirun Nisa | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Penyaluran bantuan sosial (bansos) pemerintah hendak diubah menjadi non tunai dengan penggunaan financial technology (fintech). Berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo pada April 2017, presiden berharap bansos dapat disalurkan non tunai guna mendorong keuangan inklusif Indonesia yang masih rendah, yakni 36%.

Selain itu, pemerintah pun mendorong peningkatan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dari semula 6 juta penerima menjadi 10 juta penerima.

"Hal ini awalnya membuat kementerian kaget denga rencana presiden, tapi setelah meninjau ke India melihat bagaimana mereka mengatur bansos, kami menjadi optimis," ujar Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial Andi Z. Dulung pada Kamis (24/8) di Hotel Pullman, Jakarta.

Andi menjelaskan, penerima yang bertambah itu merupakan masalah pada awalnya karena pengaturan yang cukup berat. Namun, ketika di India, ia menceritakan penerima bansos di India mencapai 300 juta dari total penduduk sekitar 1,2 miliar.

Sementara Indonesia baru meningkat menjadi 10 juta, kementeriannya pun optimis melakukannya. "Melakukan ini kan perlu data, sementara kita dengan India, kerapihan datanya pun tidak berbeda jauh jadi seharusnya bisa, apalagi dengan pemanfaatan teknologi yang akan dipakai nanti," tutur Andi.

Ia menerangkan, India menghabiskan tahun untuk mengumpulkan data 1,2 miliar penduduknya. Indonesia dengan penduduk lebih sedikit daripada India seharusnya lebih cepat, kata Andi.

"Apalagi dengan non tunai, seluruh rakyat miskin punya rekening sendiri, 20% dari mereka punya rekening saja sudah bisa meningkatkan indeks kita," tuturnya lagi.

Andi menjawab tak ragu dengan masalah gagap teknologi masyarakat miskin jika nantinya dikenalkan bantuan non tunai dengan rekening pada masyarakat. Ia menerangkan, hal ini pun pernah menjadi salah satu permasalahan ketika bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) disalurkan pada 2016. Namun, keraguannya justru tidak terjadi.

"Banyak yang mudah mengerti malah, semuanya bisa dipahami dalam satu hari oleh mereka. Mungkin ini indikasi IQ orang Indonesia berarti bagus-bagus ya," ujar Andi sambil bercanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×