Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan China telah menyepakati cost overrun (pembengkakan biaya) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan, pemasangan rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepanjang 304 kilometer (Km) telah selesai dilakukan. Diperkirakan uji coba akan mulai dilakukan pada akhir Mei. Lalu, ditargetkan dapat mulai operasional pada 18 Agustus 2023.
"Tim teknis dari kedua negara telah menyepakati angka cost overrun sebesar US$ 1,2 miliar," ujar Luhut dalam konferensi pers dipantau dari Youtube Kemenko Maritim dan Investasi, Senin (10/4).
Luhut mengatakan, telah diputuskan pinjaman senilai US$ 560 juta dan tenor pinjaman 30 tahun, dari China Development Bank (CDB).
Baca Juga: Persiapan Masinis Kereta Cepat, KCIC Hadirkan Simulator Teknologi Canggih
Terkait bunga pinjaman, Luhut mengatakan, awalnya bunga pinjaman yang ditawarkan 4%. Lalu, setelah melakukan negosiasi, bunga pinjaman saat ini berhasil turun menjadi 3,4%.
Tingkat suku bunga tersebut terbilang lebih rendah dibanding dengan bunga pinjaman dari pemerintah Amerika Serikat atau bunga obligasi US Dolar dari pemerintah Indonesia. Serta terbilang lebih rendah dari bunga negara lain yang sekitar 6%.
Luhut menyebut, pihaknya masih akan melakukan finalisasi dan negosiasi terkait bunga pinjaman. Namun, apabila negosiasi tidak berhasil menyepakati bunga pinjaman yang diharapkan 2%, Luhut menilai kesepakatan bunga pinjaman saat ini sudah cukup baik.
Luhut menegaskan, tidak ada masalah terkait kemampuan bayar bagi Indonesia jika bunga pinjaman nantinya 3,4%.
"Tidak ada masalah, kamu kok ragukan negaramu. Kalian jangan under estimate (meremehkan)," kata Luhut.
Selain itu, Luhut juga masih melakukan negosiasi terkait struktur penjaminan. Pemerintah Tiongkok ingin agar penjaminan dilakukan melalui APBN. Sedangkan, Indonesia ingin agar penjaminan melalui PT Penjaminan Infrasfrktur Indonesia (PII).
Luhut telah menjelaskan, apabila penjaminan dengan APBN mesti melalui prosedur yang panjang.
Baca Juga: Progres Konstruksi Kereta Cepat Jakarta Bandung capai 86%
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menambahkan, Indonesia tengah mendorong agar penjaminan melalui PII. Nantinya pinjaman akan diberikan ke KAI. Lalu, KAI memberikan ke KCIC.
"Isunya sih harusnya sudah settle," ucap Seto.
Seperti diketahui, skema penyelesaian cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung disepakati melalui 25% ekuitas dan 75% pinjaman.
Adapun, konsorsium Indonesia telah menyetorkan ekuitasnya setelah menerima penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 3,2 triliun. Lalu, adanya penyetoran ekuitas dari konsorsium China. Sisanya akan dipenuhi melalui pinjaman dari China Development Bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News