kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia bisa gaet investasi produk kesehatan dan farmasi dari negara EFTA


Kamis, 16 September 2021 / 18:00 WIB
Indonesia bisa gaet investasi produk kesehatan dan farmasi dari negara EFTA
ILUSTRASI. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani. (Kontan/Lidya Yuniartha)


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komperhensif (CEPA) Indonesia dan negara anggota Kerja Sama Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) akan mulai diimplementasikan November mendatang.

Perjanjian dagang tersebut dinilai dapat mengerek ekspor Indonesia. Sejumlah produk memiliki potensi besar untuk masuk ke negara EFTA seperti produk perikanan darat, kopi, garmen, furnitur, dan minyak sawit atau CPO.

Selain itu, produk ekonomi kreatif dan buah tropis juga diminati di negara tersebut. Keempat negara EFTA yakni Norwegia, Swiss, Islandia dan Liechtenstein memiliki potensi produk yang saling melengkapi.

"Basis ekonomi kita dengan EFTA sangat complementary sehingga selama kita bisa menyesuaikan standar produk ekspornya dengan standar pasar mereka ditambah dengan dukungan penetrasi pasar dan matchmaking, potensi ekspornya sangat luas," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/9).

Baca Juga: Indonesia bidik kerja sama perdagangan dengan negara Eurasia

Selain ekspor, IE CEPA juga akan membuka pintu masuk investasi ke Indonesia. Indonesia juga bisa masuk dalam rantai pasok sejumlah industri.

Salah satunya adalah industri alat kesehatan dan farmasi. Menurut Shinta, sektor itu memiliki potensi yang besar untuk bertambah dalam masa pandemi virus corona (Covid-19) seperti saat ini.

"Dengan IE CEPA, kami harapkan investasi supply chain di sektor alkes dan farmasi atau obat-obatan bisa masuk lebih deras," ungkap Shinta.

Meski begitu, Shinta bilang perlu dukungan aktif dari pemerintah Indonesia. Termasuk untuk meyakinkan negara EFTA serta menjamin iklim usaha yang kondusif di Indonesia.

Selanjutnya: Indonesia Meratifikasi Perjanjian Kerja Sama Perdagangan Bebas Eropa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×