kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.340   46,00   0,28%
  • IDX 7.108   -48,06   -0,67%
  • KOMPAS100 1.036   -7,15   -0,69%
  • LQ45 793   -7,13   -0,89%
  • ISSI 231   -1,02   -0,44%
  • IDX30 412   -2,67   -0,64%
  • IDXHIDIV20 483   -2,57   -0,53%
  • IDX80 116   -0,87   -0,75%
  • IDXV30 119   -0,80   -0,67%
  • IDXQ30 133   -0,85   -0,64%

Indonesia Bersiap! Sri Mulyani Akui Ketidakpastian Global Saat Ini Bersifat Permanen


Rabu, 18 Juni 2025 / 13:50 WIB
Indonesia Bersiap! Sri Mulyani Akui Ketidakpastian Global Saat Ini Bersifat Permanen
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/6/2025). Menteri Keuangan melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp21 triliun atau 0,09 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Mei 2025. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/bar


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa ketidakpastian global saat ini bukanlah guncangan sementara, melainkan sebuah perubahan mendasar yang bersifat permanen terhadap tata kelola dunia. 

Ia menyebut dunia sedang menyaksikan pergeseran tatanan global yang sangat kompleks dan berdampak jangka panjang.

"We are witnessing the uncertainty ini akan lebih permanen karena nature dari uncertainty itu sendiri bukan karena suatu situasi yang sifatnya temporer tapi lebih suatu shifting yang sifatnya kemungkinan jangkanya menengah panjang," ujar Sri Mulyani dalam acara CNBC Economic Outlook 2025, Rabu (18/6).

Baca Juga: Ekonomi Global Lesu, OJK Tegaskan Ekonomi RI Tetap Terjaga

Menurutnya, dinamika global kini diwarnai dengan rivalitas antarnegara besar yang tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga menyangkut politik, ideologi, militer, dan keamanan.

Negara-negara kini lebih fokus pada kepentingan dalam negeri masing-masing, atau yang ia sebut sebagai “their own country first”.

Sri Mulyani mencontohkan Amerika Serikat—negara adidaya yang dulu menjadi pengusung utama globalisasi, kini justru merasa menjadi korban dari sistem tersebut. 

“AS merasa dirinya menjadi pasar dari seluruh dunia dan itu menimbulkan dampak terhadap struktur perekonomian Amerika di mana sektor manufakturnya menjadi kalah bersaing, pindah ke negara dengan upah lebih rendah, efisiensi lebih tinggi," katanya.

Baca Juga: Manufaktur Global Terkontraksi, Sri Mulyani: Berdampak Pada Barang Ekspor RI

Perubahan ini tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga sosial-politik. 

Ketidakpuasan publik di AS terhadap dampak globalisasi mendorong munculnya kepemimpinan yang lebih proteksionis dan kebijakan sepihak seperti tarif perdagangan.

Sri Mulyani menekankan bahwa kondisi ini bukan seperti krisis akibat bencana alam atau gagal panen yang sifatnya temporer. 

Ia menegaskan bahwa dunia kini berada dalam masa pergeseran permanen, bukan hanya dalam arsitektur geopolitik, tetapi juga dalam sistem ekonomi global.

Baca Juga: Keyakinan Konsumen Turun, Pemerintah: Dampak dari Ketidakpastian Ekonomi Global

Selanjutnya: Harga Minyak Dunia Mendidih, Harga BBM Dalam Negeri Segera Naik?

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 19-20 Juni, Siaga Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×