Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks manufaktur atau Purchasing Managers‘ Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali meningkat signifikan ke level 53,7 pada September 2022, dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 51,7.
Kepala Badan kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, sektor manufaktur Indonesia konsisten berada di zona ekspansi selama 13 bulan berturut-turut dan terus menguat dalam dua bulan terakhir.
Menggeliatnya PMI manufaktur Indonesia tersebut, sebagai bukti kebijakan pemerintah untuk yang menyerap risiko global (shock absorber) efektif menjaga momentum penguatan pemulihan ekonomi nasional.
“Ekspansi manufaktur yang meningkat menunjukkan terus menguatnya permintaan dalam negeri dan ekspor. Hal ini tentunya layak diapresiasi karena terjadi di tengah risiko global yang masih eskalatif,” ujar Febrio dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/10).
Baca Juga: Begini Upaya Pemerintah Meraih Target Penerimaan Perpajakan Tahun 2023
Adapun, tren penguatan PMI juga dialami beberapa negara ASEAN, seperti Thailand 55,7 (Agustus: 53,7) dan Filipina 52,9 (Agustus: 51,2). Sementara itu, PMI manufaktur Tiongkok kembali mengalami kontraksi ke 48,1 (Agustus: 49,5).
Menurut Febrio, terus menguatnya aktivitas sektor manufaktur sejalan dengan menurunnya tekanan harga input dalam dua tahun terakhir. Secara keseluruhan, sentimen bisnis di sektor manufaktur Indonesia bertahan positif didukung oleh ekspektasi pemulihan yang semakin kuat dan berkelanjutan pada sisi permintaan.
“Optimalisasi APBN sebagai shock absorber di tahun ini dan tahun depan diharapakan akan terus dapat menjaga tren positif permintaan masyarakat untuk mendukung optimisme di sektor usaha,” ujar Febrio.
Baca Juga: Tahun Depan, Ekonomi Ditargetkan Tumbuh 5,3%, Sudah Pertimbangkan Ancaman Resesi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News