kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.074.000   -12.000   -0,58%
  • USD/IDR 16.499   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.699   70,40   0,92%
  • KOMPAS100 1.077   10,50   0,99%
  • LQ45 782   12,20   1,58%
  • ISSI 264   0,53   0,20%
  • IDX30 406   6,07   1,52%
  • IDXHIDIV20 472   4,64   0,99%
  • IDX80 119   1,25   1,07%
  • IDXV30 129   -1,04   -0,80%
  • IDXQ30 132   1,79   1,38%

Indef: PHK dan Inflasi Harga Pangan Bikin Optimisme Konsumen Semakin Menurun


Rabu, 10 September 2025 / 16:35 WIB
Indef: PHK dan Inflasi Harga Pangan Bikin Optimisme Konsumen Semakin Menurun
ILUSTRASI. Penurunan Indeks Keyakinan Konsumen ke level 117,2 pada Agustus 2025 menunjukkan melemahnya optimisme rumah tangga terhadap kondisi perekonomian.ANTARAFOTO/Maulana Surya/foc.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, M Rizal Taufikurahman, menilai tren penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ke level 117,2 pada Agustus 2025 dan menjadi terendah dalam setahun terakhir menunjukkan melemahnya optimisme rumah tangga terhadap kondisi perekonomian saat ini dan prospeknya ke depan.

Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2025 mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2025 yang berada pada level optimistis sebesar 117,2 atau sedikit lebih rendah dari IKK bulan Juli yang tercatat sebesar 118,1. 

Jika melihat level optimisme IKK secara tahunan, angka IKK Agustus ini merupakan yang terendah selama setahun terakhir. Pada Agustus 2024 level IKK tercatat sebesar 124,40 atau lebih tinggi jika dibandingkan dari IKK Agustus 2025.

Baca Juga: Indeks Keyakinan Ekonomi Turun, Konsumen Pesimistis Ketersediaan Lapangan Kerja

Menurut Rizal, hal ini tidak terlepas dari turunnya kondisi keuangan konsumen hingga pesimisme konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini dan ekspektasi enam bulan ke depan. Hal ini menurutnya mencerminkan tekanan pada daya beli masyarakat. 

BI mencatat persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini melemah, tercermin dari Indeks Keyakinan Ekonomi (IKE) sebesar 105,1, turun dari 106,6 pada Juli 2025. Menurunnya IKE ini didorong oleh Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) yang berada di level pesimis sebesar 93,2.

Survei BI juga mengindikasikan kondisi keuangan rumah tangga konsumen relatif melemah. Hal ini tercermin dari menurunnya porsi pendapatan untuk konsumsi dan meningkatnya beban cicilan. 

Rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) tercatat sebesar 74,8%, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya 75,4%. Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan atau utang (debt to income ratio) pada Agustus naik menjadi 11,4%, dibanding Juli yang sebesar 10,9%. 

"Tekanan itu bersumber dari kombinasi faktor, mulai dari melambatnya momentum konsumsi, kenaikan harga kebutuhan pokok, hingga ketidakpastian pasar kerja akibat gelombang PHK di sektor manufaktur maupun jasa," ungkap Rizal kepada Kontan, Rabu (10/9/2025).

Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen Masih Optimistis, Meski Isi Dompet Makin Tipis

Lebih lanjut menurut Rizal, meskipun level IKK masih di zona optimis (di atas 100), namun tren penurunannya patut dicermati karena memberi sinyal bahwa konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi sedang kehilangan daya dorong.

"Arah IKK ke depan akan sangat dipengaruhi oleh konsistensi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga, mengendalikan inflasi pangan, serta memperluas stimulus yang menyasar kelompok menengah-bawah," lanjutnya.

Rizal mengingatkan risiko yang harus diantisipasi adalah apabila penurunan indeks berlanjut hingga menembus titik netral (100). Kondisi tersebut tidak hanya merefleksikan pelemahan sentimen, tetapi juga berpotensi menekan konsumsi domestik secara langsung.

Untuk itu, menurut Rizal, pemerintah perlu melakukan intervensi yang lebih terarah melalui penguatan belanja sosial, percepatan pencairan program bantuan, serta menjaga momentum belanja APBN pada semester II-2025 agar mampu menutupi pelemahan konsumsi rumah tangga.

Selain itu, langkah meredam gelombang PHK serta mendorong penciptaan lapangan kerja baru, khususnya di sektor padat karya, disebut Rizal menjadi kunci untuk menjaga agar ekspektasi konsumen tidak terus merosot.

Selanjutnya: Promo Alfamidi Ngartis hingga 15 September, Susu Anak Beli 1 Gratis 1 Minyak Goreng

Menarik Dibaca: Promo Alfamidi Ngartis hingga 15 September, Susu Anak Beli 1 Gratis 1 Minyak Goreng

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×