kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Indef Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2023 Tak Capai 5%


Kamis, 08 Desember 2022 / 16:39 WIB
Indef Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2023 Tak Capai 5%
ILUSTRASI. Indef memperkirakan perekonomian Indonesia akan melambat bahkan tidak akan menyentuh di angka 5% di tahun 2023. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan ekonomi Indonesia tidak akan mengalami resesi. Hanya saja, dirinya memperkirakan perekonomian Indonesia akan melambat bahkan tidak akan menyentuh di angka 5% di tahun 2023.

Ekonom Indef Ariyo Irhamna meramal, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 hanya akan berada pada kisaran 4,8%. Angka ini jauh lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tertuang dalam APBN 2023 yang dipatok 5,3%. Bahkan proyeksi tersebut juga sedikit lebih rendah dari ramalan Asian Development Bank (ADB) yang sebesar 5%.

Sementara tingkat inflasi Indonesia pada tahun depan diperkirakan akan menyentuh di angka 5,6%. Lagi-lagi, ramalan ini berbeda jauh dengan proyeksi pemerintah yang sebesar 3,6%. Ariyo melihat, tantangan domestik yang akan dihadapi Indonesia di tahun depan adalah adanya situasi investor yang cenderung wait and see menjelang pemilihan umum (Pemilu 2024).

Baca Juga: Perlambatan Ekonomi China Bakal Menyakiti Asia, Bagaimana dengan Indonesia?

Tidak hanya itu, inflasi tinggi yang akan berdampak pada penurunan daya beli dan peningkatan biaya produksi juga akan mengantui perekonomian domestik di tahun depan.

"Ada depresi rupiah, ada inflasi pangan dan transportasi serta ada ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK)," ujar Ariyo dalam Media Briefing, Kamis (8/12).

Untuk itu, ia menyarankan pemerintah untuk lebih bijak dalam menggunakan anggaran di tahun depan. Ia menyarankan, anggaran tahun depan perlu diprioritaskan untuk sektor kesehatan, pendidikan serta kebutuhan pokok (pangan) yang perlu dijaga ketersediaannya.

"Secara makro kalau harga naik itu oke, tapi jangan sampai kelangkaan. Itu yang bahaya, itu bisa chaos," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×