kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Imparsial: jangan pilih capres yang kena kasus HAM


Rabu, 17 Juli 2013 / 20:26 WIB
Imparsial: jangan pilih capres yang kena kasus HAM
ILUSTRASI. Promo Secret Recipe dari Starbucks bisa dibeli melalui Ojek Online (dok/Starbucks)


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Indonesian Human Right Monitor Imparsial meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih calon presiden (Capres). Agenda penuntasan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat di masa lalu harus menjadi acuan masyarakat dalam memilih kandidat presiden dalam Pilpres 2014.

Dalam diskusi “Menimbang Capres Sipil atau Militer pada Pemilu 2014” di kantor Imparsial, Rabu (17/7), Direktur Program Imparsial  Al A'raf menyatakan apabila masyarakat mengabaikan pentingnya agenda penuntasan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat di masa lalu, maka bangsa Indonesia menjadi bangsa yang picik.

"Sebab kebebasan demokrasi yang kita nikmati saat ini adalah buah dari perjuangan kawan-kawan kita yang menjadi korban pelanggaran HAM berat di era Orde Baru," kata Al A'raf.

Oleh sebab itu, Al A'raf menegaskan bahwa masyarakat Indonesia harus selektif dalam memilih kandidat presiden 2014 yang saat ini sudah mulai bermunculan. Ia berharap, masyarakat tidak boleh menjatuhkan pilihan pada kandidat yang mempunyai rekam jejak pelanggaran HAM berat. "Ini adalah hutang sejarah yang harus kita tuntaskan," kata Al A'raf.

Sebagaimana diketahui, sebagian kandidat dalam bursa Calon Presiden 2014 tersangkut kasus pelanggaran HAM berat. Paling menonjol adalah Prabowo Subianto saat menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Koppasus) TNI AD yang diduga melakukan penculikan terhadap sejumlah aktivis pro demokrasi pada kurun 1997-1998.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×