Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) mengulas perekonomian Indonesia pasca dihantam krisis pada 1997-1998 lalu yang dianggap kian kuat seiring dengan reformasi kebijakan di sektor perbankan, moneter, dan kelembagaan.
Ulasan mengenai ketahanan ekonomi Indonesia tersebut dipaparkan melalui buku “Realizing Indonesia’s Economic Potential” yang diluncurkan bersama Bank Indonesia hari ini, Kamis (4/10).
Dalam buku tersebut, IMF memaparkan analisis makroekonomi Indonesia yang komprehensif dalam beberapa tahun terakhir, serta kendala yang dihadapi oleh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam keterangan resmi Bank Indonesia, Kamis (4/10), dijelaskan IMF menilai Indonesia memiliki tiga peluang untuk mengakselerasi perekonomian dalam jangka panjang.
Pertama, mengoptimalkan manfaat bonus demografi hingga tahun 2030. Kedua, memanfaatkan perkembangan pesat ekonomi digital di Indonesia. Terakhir, memanfaatkan siklus ekonomi dunia, termasuk memanfaatkan transformasi ekonomi struktural China dalam rangka meningkatkan ekspor.
Di sisi lain, Indonesia juga perlu mengatasi beberapa tantangan struktural, antara lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama terkait pendidikan, serta menyesuaikan struktur ekspor Indonesia dari komoditas dan sumber daya alam dan produk yang menggunakan teknologi rendah ke sektor-sektor dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
IMF juga menyampaikan lima rekomendasi untuk perekonomian Indonesia melalui buku tersebut. Pertama, peningkatan rasio pajak secara bertahap dan hati-hati (prudent).
Kedua, perlunya membuka sektor ekonomi baru bagi investor swasta, memperbarui peran perusahaan negara dan anak perusahaan, bukan dari sudut pandang ideologi, tetapi dari sudut pandang ekonomi.
Selanjutnya, ketiga, mengangkat kurva imbal hasil bebas risiko yang dapat dijadikan patokan. Keempat, memperluas basis investor domestik untuk pemerintah daerah, untuk mendukung pengembangan dan pembiayaan investasi, serta mengurangi ketergantungan terhadap aliran modal asing. Terakhir, memodernisasi regulasi keuangan.
Berbarengan dengan peluncuran buku ini, BI menggelar diskusi yang membahas tantangan dan prioritas kebijakan yang dapat ditempuh Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Forum diskusi tersebut diisi oleh jajaran pembicara, di antaranya Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara , Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara, Pengamat Ekonomi Raden Pardede, dan Direktur Departemen Asia Pasifik IMF Changyong Ree.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News