kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Iklim investasi dalam tren positif, ekonom: Peluang bagus, tapi harus hati-hati


Minggu, 28 Juli 2019 / 16:08 WIB
Iklim investasi dalam tren positif, ekonom: Peluang bagus, tapi harus hati-hati


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iklim investasi di Indonesia masih dalam tren positif. Menurut catatan BI, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia per 25 Juli 2019 mencapai Rp 192,5 triliun.

Kepala Ekonom BCA David Sumual melihat peluang dalam tren investasi saat ini. Menurutnya, ini adalah kesempatan Indonesia untuk unjuk gigi karena masih banyak investor yang tertarik dengan Indonesia.

"Kalau kita berbicara soal portofolio, masih banyak. Baru-baru ini saya bertemu investor dan mereka menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia, terutama di obligasi pemerintah dan pasar modal," kata David, Sabtu (27/7).

Ini juga merupakan kesempatan baik untuk Indonesia bisa semakin memperbanyak instrument dan issuance baru, terutama untuk korporasi. Apalagi David menambahkan saat ini obligasi pemerintah tenor 10 tahun terus menurun dan ada kemungkinan The Fed akan terus menurunkan suku bunga.

Melalui relaksasi tersebut, investor menilai yield Indonesia masih bagus dan ini merupakan peluang yang baik untuk masuk ke emerging market.

Namun, Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati menyoroti hal-hal yang perlu diwaspadai Indonesia terkait dengan tren ini. Menurutnya, Indonesia jangan terlalu terlena dengan aliran modal asing yang masih deras. Indonesia juga harus terus berbenah.

Menurut Enny, arus modal asing salah satunya dipengaruhi oleh kepastian usaha yang diturunkan dari kepastian hukum dan kepastian politik. Oleh karena itu, bila kepastian hukum dan kepastian politik rentan, tentu akan berbahaya.

"Struktur politik kita masih sangat elitis dan tentu saja itu mempengaruhi kebijakan ekonomi. Ini seharusnya menjadi evaluasi yang sangat serius, bagaimana kebijakan tersebut bisa menjadi lebih friendly untuk para investor," tambah Enny.

Menurutnya, untuk para investor baru bisa masuk dan investor yang sudah ada tetap di Indonesia, Indonesia harus lebih berbenah agar para investor tersebut yakin dan confident kalau investasinya aman.

Selain itu, Enny juga menyoroti masalah pengaruh investasi asing terhadap penyerapan tenaga kerja. Menurutnya, investasi asing yang masuk mempersempit lapangan pekerjaan, karena sektor yang diminati adalah sektor jasa. Ini juga yang harus diperhatikan oleh pemerintah.

Selanjutnya, Indonesia juga harus memperhatikan tingkat efisiensi biaya investasi. Menurutnya biaya efisiensi tidak efisien karena banyak faktor seperti transaction cost, biaya logistik, dan biaya bunga. Bila Indonesia tidak mengindahkan hal ini, ditakutkan minat investor yang masuk, termasuk penanaman modal asing akan jadi menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×