kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha sebut pemangkasan suku bunga BI akan menggairahkan investasi riil


Minggu, 28 Juli 2019 / 15:26 WIB
Pengusaha sebut pemangkasan suku bunga BI akan menggairahkan investasi riil


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) pada pertengahan bulan ini memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI 7-DRR) sebanyak 25 basis points (bps) menjadi 5,75%.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai kebijakan moneter tersebut dapat menggairahkan investasi rill atau investasi langsung. Dengan begitu akan mempermudah langkah ekspektasi dunia usaha.

“Suku bunga dipotong, mempermudah langkah ekspansi yang selama ini tertunda karena ketidakpastian politik,” kata Hariyadi kepada Kontan.co.id, Jumat (26/7).

Menurutnya besaran bps yang dipangkas BI dinilai relatif terhadap setiap sektor dunia usaha. Yang pasti tahun ini investasi akan berjalan lancar dibanding tahun lalu. Sebab pada 2018 BI menaikkan suku bunga sampai 175 bps, sehingga saat itu investasi tidak mujur dan ekspansi terhambat.

DI sisi lain, Hariyadi menilai penurunan BI 7-DRR menambah keyakinan pasar untuk belanja atau konsumsi di semester II-2019. Sehingga ini menjadi tenaga bagi perusahaan mendapatkan investasi. “Pasar lesu harus disegarkan, kepercayadirian konsumen bagus,” tutur Hariyadi.

Kata Hariyadi, sektor yang paling diuntungkan adalah properti. Alasannya, kredit masyarakat akan bertambah untuk membeli hunian atau properti.

Tetapi, dengan stimulus moneter ini kata dia dunia usaha jangan terlalu banyak impor. Meski secara tidak langsung impor menjadi lebih murah. “Harus menekan impor gunakan bahan baku dalam negeri biar perkuat ekspor,” kata Hariyadi.

Hariyadi menambahkan. kebijakan moneter ini perlu diimbangi dengan kebijakan fiskal. Agar dunia usaha semakin mudah mendapatkan investasi dan segera bisa ekspansi.

Namun, tak kalah penting dia menyampaikan sinergi dari pemerintah juga diperlukan. Masalahnya ada beberapa aturan pemerintah yang bisa menambah beban dunia usaha. Misalnya, Rancangan Undang-Undang (RUU) Sumber Daya Alam (SDA).

RUU inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu belum diterima oleh asosiasi. Jika merujuk pada draf tahun lalu, salah satu poin yang memberatkan pelaku usaha ada kewajiban untuk menyisihkan 10% keuntungan untuk pemeliharaan air. “Perusahaan juga sudah menanggung beban pajak,” tutur Hariyadi.

Paling tidak, Hariyadi meramal pertumbuhan investasi di Indonesia akan membaik pada semester II-2019. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan pemerintah di level 5,2%. “Pertumbuhan paling tinggi di level atas 5,2%,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×