kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apindo sebut investasi di semester II tidak naik signifikan, karena alasan ini


Minggu, 28 Juli 2019 / 15:33 WIB
Apindo sebut investasi di semester II tidak naik signifikan, karena alasan ini


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah akan menggalakkan investasi pada semester II 2019 guna mendulang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meramal sampai dengan akhir tahun tidak semua lini usaha bakal berjalan mulus.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai sektor komoditas belum bisa banyak memberikan performa baik. Sektor unggulan Indonesia ini terus mendapatkan pukulan, misalnya batubara dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

Baca Juga: Pengusaha sebut pemangkasan suku bunga BI akan menggairahkan investasi riil

Harga batubara yang anjlok selama semester I 2019, diprediksi bakal berlanjut. Alasannya karena ekspor makin terhambat dan daya beli global melemah akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Terutama bagi China yang merupakan importir si hitam asal Indonesia.

Sementara, CPO setelah dihadang masalah kampanye hitam dari Uni Eropa (UE) masih menjadi batu sandungan ekspor komoditas tersebut. Namun, selain China, India juga merupakan eksportir minyak sawit Indonesia.

Berdasarkan data India Meteorological Department (IMD) atau Departemen Meteorologi India, curah hujan yang terjadi di India sejak awal musim monsun 1 Juni 2019 terpantau lebih rendah 18% di bawah rata-rata. Bahkan curah hujan di beberapa wilayah lebih rendah 37% di bawah rata-rata.

Kondisi curah hujan yang rendah diramal akan memaksa India untuk mengimpor 16,1 juta ton minyak nabati pada tahun pemasaran baru yang dimulai pada 1 November 2019 mendatang. Jumlah tersebut naik dari tahun ini yang sebesar 15 juta ton.

Baca Juga: Kemendag: Impor ayam dari Brasil tergantung permintaan

Namun, Hariyadi menilai angin segar tersebut tidak selamnya berhembus. Bisa jadi ke depan India bakal melepas rencananya. Dia menekankan bahwa gerakkan biodisel 20% (B20) perlu tetap dijalankan atau bahkan ditingkatkan.

“Harus kuat dari domestiknya juga diperkuat,” kata Hariyadi kepada Kontan.co.id, Jumat (26/7).

Sebab, bila ekspor masih lesu membuat belanja perusahaan CPO bakal turun. Sehingga investasi di sektor ini akan melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×