Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHS Markit mencatat, purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Januari 2021 sebesar 52,2. Ini meningkat dari Desember 2020 yang sebesar 51,3.
“Pemulihan sektor manufaktur Indonesia pada bulan Januari baik output dan permintaan baru berkembang pada laju yang semakin cepat dan kepercayaan bisnis mencapai level tertinggi dalam empat tahun,” ujar IHSG Markit dalam laporan, Senin (1/2).
Namun, IHS Markit juga memandang sektor manufaktur masih tetap dalam proses pemulihan. Buktinya, pandemi Covid-19 masih membuat kapasitas cadangan tetap menumpuk dan perusahaan kembali mengurangi pekerjaan.
“Pekerjaan juga terus menurun sehingga perusahaan mengurangi jumlah pekerja. Meskipun, penurunan tingkat susunan staf terkini merupakan yang paling rendah dalam periode penurunan 11 bulan terakhir,” ungkap Markit.
Baca Juga: IHSG tumbang lagi ke bawah 5.800 pada awal perdagangan Senin (1/2)
Dengan kondisi tersebut, waktu pengiriman dari pemasok menjadi lebih lama. Bahkan, menyentuh tingkat yang paling lama sejak bulan Mei 2020. Apalagi, adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada bulan Januari 2021 yang mendorong penundaan pengiriman.
Belum lagi ada masalah bahan baku. Kurangnya pasokan bahan baku menyebabkan kenaikan biaya input. Harga input naik tajam, dan pada laju paling cepat sejak bulan Oktober 2018. Ini menyebabkan beberapa perusahaan mengenakan biaya yang lebih tinggi kepada konsumen mereka.
Baca Juga: Indeks manufaktur Indonesia naik lagi, capai posisi tertinggi dalam 6,5 tahun
Walaupun demikian, upaya tersebut belum mengerek inflasi ke menjadi lebih tinggi. Inflasi masih tergolong sedang dan jauh lebih lemah daripada yang terlihat pada biaya input.
Stok pembelian juga menurun, tetapi tingkat penurunannya berkurang hingga ke tingkat marginal yang merupakan paling lemah pada periode penurunan 13 bulan saat ini. Pada akhirnya, stok barang jadi naik untuk pertama kali dalam 7 bulan terakhir.
Baca Juga: Bursa Asia mixed diwarnai laporan indeks manufaktur Asia yang beragam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News