Reporter: Arthur Gideon |
JAKARTA. Islamic Corporation for The Development of the Private Sector (ICD) menggelontorkan kurang lebih US$ 650 juta untuk Indonesia. Dana tersebut mereka sebar ke beberapa lembaga dan beberapa sektor.
CEO ICD Khaleed Al-Aboodi mengatakan, setelah melihat beberapa sektor mereka ingin berinvestasi ke Indonesia, "Saat ini kami tertarik untuk masuk ke lembaga keuangan, manufaktur, dan beberapa proyek infrastruktur yang dibangun oleh Pemerintah seperti jalan tol," tuturnya kemarin (3/3).
Beberapa proyek yang saat ini sudah dana akan dimasuki oleh ICD adalah BNI sebesar US$ 450 juta untuk proyek BNI Syariah. Saat ini kedua belah pihak sedang berdiskusi mengenai berapa besar saham yang nantinya dimiliki oleh ICD dan berapa besar saham yang dimiliki oleh BNI. Yang jelas, ICD menginginkan menjadi pemegang saham terbesar.
Selain itu, untuk mengucurkan dana tersebut, ICD masih menunggu BNI menyelesaikan spin off atau pelepasan Unit Usaha Syariah-nya. Untuk masuk ke BNI, ICD juga akan mengajak satu investor lain dr Timur Tengah juga.
Selain proyek BNI, ICD juga masuk ke proyek milik PowerTel. PowerTel adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi jaringan backbone untuk telekomunikasi alias jaringan serat optik.
Komitmen yang mereka berikan kepada PowerTel sebesar US$ 50 juta. Mereka akan mengucurkan dana tersebut secara bertahap, Tetapi sampai saat ini mereka sudah mengucurkan dana sebesar US$ 15 juta.
Investasi lainnya yang dilakukan oleh ICD adalah melakukan join financing dengan Mandala Finance dan juga Al Ijarah. Kedua perusahaan tersebut masing-masing mendapat komitmen sebesar US$ 8 juta.
"Selain membantu secara finansial, ICD juga membantu kami untuk memahami kerangka sistem keuangan Islam secara Teknis," kata Direktur Mandala Finance Harryjanto Lesmana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News