kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ibadah Haji Ramah Lansia, Kemenag Libatkan Ahli Geriatri


Selasa, 14 Maret 2023 / 06:48 WIB
Ibadah Haji Ramah Lansia, Kemenag Libatkan Ahli Geriatri
ILUSTRASI. Kemenag mengusung semangat 'Haji Ramah Lansia' pada penyelenggaraan tahun ini.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Agama (Kemenag) mengusung semangat 'Haji Ramah Lansia' pada penyelenggaraan tahun ini. Maklum, dari 203.320 kuota jemaah reguler, tercatat 64.000 jemaah di antaranya masuk kategori lanjut usia (lansia).

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, penyelenggaraan haji 1444 H/2023 M juga kali pertama dilakukan dengan kuota normal, setelah dunia dilanda pandemi. Karenanya, Dia menekankan pentingnya mempersiapkan layanan terhadap jemaah secara matang, termasuk untuk jemaah lansia.

Yaqut mendorong pelibatan para ahli demi meminimalkan risiko.

"Untuk soal kesehatan lansia, wajib bertanya pada ahli Geriatri. Jadi kita akan libatkan ahli Geriatri," ujar Yaqut saat menggelar Rapat Koordinasi dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di Madinah, Senin (13/3).

Baca Juga: Menag: Indonesia Prioritas Dapat Tambahan Kuota Jemaah Haji

Menurut Yaqut, konsultasi dengan para ahli adalah bagian dari prinsip kehati-hatian. Selain transparan dan akuntabel, segala keputusan dan tindakan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan.

Dia meminta semua elemen yang terlibat dalam penyelenggaraan haji tahun ini harus memegang teguh visi. Yakni memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah.

"Sekali lagi, hasil-hasil pertemuan dengan berbagai pihak kemarin harus ditindaklanjuti dengan sebuah desain besar pelaksanaan. Desain besar ini, harus mencerminkan visi bersama memberikan pelayanan terbaik untuk jemaah haji," tegas Yaqut.

Menag juga mengingatkan pentingnya inovasi dan perubahan cara berpikir dalam merespons setiap tantangan penyelenggaraan ibadah haji.

"Mereka yang tidak pernah mengubah cara berpikirnya, tidak akan mampu mengubah apa pun," pungkas Yaqut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×