kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IA-CEPA diharapkan turut berkontribusi pada ketahanan pangan Indonesia


Selasa, 23 Juni 2020 / 21:41 WIB
IA-CEPA diharapkan turut berkontribusi pada ketahanan pangan Indonesia
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (kiri) bersalaman dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison saat melakukan pertemuan bilateral di gedung parlemen Australia, Canberra, Australia, Senin (10/2/2020). Kedua negara menyepakati ratifikasi perjanjian Indonesia-Austra


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) akan mulai berlaku pada 5 Juli 2020. Dengan adanya IA-CEPA ini diharapkan bisa turut berkontribusi pada ketahanan pangan Indonesia.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan mengatakan, dengan meningkatkan ketahanan pangan Australia dan Indonesia memiliki kesempatan untuk saling mengambil peran dalam rantai pasok global.

Apalagi menurut Pingkan, kedua negara juga memiliki berbagai komoditas pertanian yang bisa dimanfaatkan keduanya.

Baca Juga: Perjanjian IA-CEPA Mulai Berlaku Juni

"Di Australia ada produksi pertanian, itu bisa diolah di negaranya untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, tetapi dia juga bisa diolah di negara lain, seperti di Indonesia, melalui IA-CEPA, dan produk tersebut bisa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, atau diekspor sehingga memberi nilai tambah bagi Indonesia. Dan begitupun sebaliknya," tutur Pingkan, Selasa (23/6).

Dengan adanya IA-CEPA ini, Pingkan juga berharap Indonesia dapat berinvestasi pada sektor strategis di Indonesia, mengingat selama ini Indonesia lebih banyak mengekspor produk mentah karena belum mampu memberikan nilai tambah kepada produk yang dihasilkan.

Baca Juga: IA-CEPA ditargetkan implementasi bulan Juli, industri harus belajar pasar Australia

“IA-CEPA juga ditargetkan mampu memperlebar akses promosi dan penanaman modal, economic powerhouse, pengembangan sumber daya manusia Indonesia dan program-program kerja sama ekonomi bagi Indonesia. Namun hal ini perlu diikuti adanya perbaikan-perbaikan di dalam negeri, seperti reformasi regulasi yang memungkinkan masuknya lebih banyak investor Australia ke berbagai sektor di Indonesia,” kata Pingkan.

Sementara itu, Country Manager of Meat & Livestock Australia untuk Indonesia Valeska mengatakan, adanya IA-CEPA ini memberikan berbagai keuntungan kepada industri daging dan ternak.

Tak hanya soal pengurangan tarif, adanya perjanjian ini juga mendorong keberlangsungan industri daging dan ternak juga pemenuhan pasokan yang tetap konsisten dimana akses bahan mentah mudah didapatkan dalam konteks ketahanan pangan.

Dia juga mengatakan, IA-CEPA juga mendorong adanya kesempatan dalam peningkatan skill, pengetahuan dan ahli. "Saya rasa kita bisa berbagi ahli dalam teknologi pertanian adanya manajemen sumber daya yang berkelanjutan, adanya inovasi dalam ekonomi digital dan lainnya, kata Valeska.

Baca Juga: Harga gas industri turun, pebisnis keramik yakin bisa pukul balik keramik impor

Bahkan, menurutnya akan ada pula peningkatan investasi dengan praktek, standar dan sistem yang lebih baik.

Hal senada pun disampaikan oleh Sally Deane Austrade, Senior Trade Commissioner. Menurut dia, adanya perjanjian dagang ini akan memberikan banyak peningkatan pada kedua negara, mulai dari akses pasar, peningkatan ekonomi dan investasi, namun semua keuntungan tersebut bisa diperoleh bila kedua negara benar-benar berkomitmen menjalankannya.

"IA-CEPA ini membutuhkan komitmen kedua pihak, bukan hanya memberlakukan perjanjian itu, tetapi harus dibangun kerjasama business to business, mendorong investasi di kedua sisi dan bersama-sama fokus apa yang harus dilakukan supaya hal tersebut bisa berjalan," kata Sally.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×