Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya menjadikan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai salah satu pilar dan tonggak ekonomi Indonesia perlu dorongan untuk terlibat aktif dalam digitalisasi. Sejauh ini, UMKM belum maksimal menggarap peluang tersebut.
Hal tersebut terlihat dengan minimnya pelaku UMKM yang berbasis digital. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming mengatakan, faktor yang menyebabkan UMKM Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan usaha selain masalah permodalan, UMKM di Indonesia juga terkendala masalah jaringan pasar. Sehingga, pentingnya UMKM untuk melek media digital agar mampu merambah pasar lebih luas.
Baca Juga: Dorong RUU Penyiaran, Hipmi minta konten digital diatur
"Di bulan puasa kemarin kita melakukan sosialisasi kepada seluruh Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI se-Indonesia banyak yang ketidaktahuan dengan masalah UMKM, khususnya pemasaran melalui digital. Sehingga dari pemikiran itulah saya teringat dengan Bang Rachmat Kaimuddin pernah ketemu di Istana, yang mana juga sekarang menjadi CEO Bukalapak," ujar Maming, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/6).
Lanjut Maming, di tengah hiruk pikuk kemudahan promosi yang bisa dilakukan di media berbasis online seperti media sosial, kurang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM. Hal tersebut karena minimnya pendampingan dari pemerintah maupun swasta akan pemahaman tentang digitalisasi, dan potensi media sosial sebagai sarana promosi.
"Sehingga saya meminta bekerjasama dengan HIPMI untuk memberikan pelatihan khususnya untuk UMKM bukan hanya HIPMI, tapi juga masyarakat umum yang hadir di acara webinar ini. Sehingga, bisa memberikan pengalaman-pengalaman bagi UMKM-UMKM khususnya UMKM yang ada di HIPMI," ucapnya.