kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hingga Oktober, harga pangan masih stabil


Minggu, 22 Oktober 2017 / 21:49 WIB
Hingga Oktober, harga pangan masih stabil


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengungkap, hingga Oktober tahun ini belum ada peningkatan permintaan dan harga untuk sejumlah komoditas pangan.

Menurutnya, permintaan dan harga beberapa komoditas seperti cabai, beras, dan daging sapi memang akan mengalami peningkatan di pertengahan Desember.

"Sampai saat ini kondisinya masih baik. Beberapa komoditas akan mengalami peningkatan harga di akhir tahun karena saat itu banyak yang berkumpul di rumah. Komoditas yang paling rutin diwaspadai adalah cabai karena ada pergantian musim," ujar Abdullah, Minggu (22/10).

Berdasarkan data yang didapatkan Kontan.co.id, saat ini harga cabai merah di Jakarta memang masih berkisar Rp 23.000 hingga Rp 26.000 per kg.

Harga bawang sekitar Rp 26.000 hingga Rp 28.000 per kg, harga daging seperti ayam berkisar Rp 31.000 per kg, dan harga beras juga masih berada di kisaran Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Menurut Abdullah harga komoditas pangan di pasar memang sangat ditentukan oleh permintaan dan pasokan yang ada. "Kalau pemerintah bisa mengatur suplainya aman, permintaan terukur, harganya masih bisa diantisipasi. Kenaikan harga pasti ada, tetapi masih bisa dijaga," terang Abdullah.

Dia pun menyebutkan biasanya di daerah Jabodetabek peningkatan permintaan biasanya terjadi pada daging sapi, ayam, telur, minyak, beras, dan cabai. Biasanya pedagang juga tidak dapat mengontrol harga lantaran permintaan yang sangat tinggi.

"Walau harga diatur, tetapi pengaruhnya tidak signifikan. Beras contohnya, harganya kan tergantung produksi dan permintaan. Di pasar tradisional biasanya ada beras medium tetapi jenisnya ada banyak.

Pembeli biasanya membeli beras medium yang kualitasnya bagus. Pediksi kami harganya sedikit di atas HET nantinya," ucap Abdullah.

Abdullah pun menerangkan bahwa sampai saat ini pedagang masih memenuhi kebutuhannya secara mandiri atau menggunakan jaringan lama mereka.

Dia pun mengatakan, tahun ini dia belum mengetahui apakah permintaan akan meningkat atau tidak mengingat daya beli masyarakat yang melemah. "Dari survey media sosial yang kami lakukan, dari 1.560 votes, 92% mengatakan daya beli masyarakat saat ini menurun," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×