kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Hingga Agustus, serapan anggaran Kementerian PUPR baru 40,2 %


Kamis, 26 September 2019 / 09:29 WIB
Hingga Agustus, serapan anggaran Kementerian PUPR baru 40,2 %
ILUSTRASI. RAPAT KERJA KOMISI V DPR DENGAN MENTERI PUPR


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir Agustus 2019, realisasi penyerapan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) realisasi anggaran mencapai 40,2%. Realisasi ini terbilang turun dibanding Agustus 2018 yang mencapai 44%.

"(Hal ini karena) Adanya reorganisasi di Kementerian PUPR," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR Anita Firmanti, Kamis (26/9).

Baca Juga: Kementerian PUPR salurkan KPR FLPP sebesar Rp 5,57 triliun hingga 17 September 2019

Anita bilang, menurunnya realisasi tersebut membuat proyek-proyek yang berada dibawah Direktorat Jenderal Cipta Karya terhambat. Meski begitu, saat ini semua proyek tersebut telah selesai dilelang.

"Progresnya meningkat signifikan dan optimistis di Desember tercapai lebih dari 95 %," ujar dia.

Sampai Agustus 2019, nilai kontrak yang telah dilakukan Kementerian PUPR mencapai Rp 73,53 triliun. Realisasi pembangunan yang telah dicapai antara lain, pembangunan jalan baru sepanjang 113,65 km, jalan tol 5,57 km, dan pembangunan jembatan sepanjang 4.146,26 meter.

Baca Juga: Selain Rizal Djalil, KPK tetapkan seorang komisaris utama perusahaan tersangka

Ekonom Maybank Myrdal Gunarto mengatakan, menurunnya realisasi anggaran Kementerian PUPR merupakan konsekuensi dari perlambatan laju ekonomi domestik yang mempengaruhi agresivitas realisasi belanja infrastruktur.

Selain itu, hal itu juga seiring dengan program pemerintah yang ingin memperbaiki kondisi defisit neraca berjalan sehingga belanja impor untuk barang infrastruktur juga menjadi berkurang.

"Ini merupakan konsekuensi dari laju pertumbuhan ekonomi sekarang yang melambat, sehingga amunisi untuk belanja infrastruktur juga jadi mengendur," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×