kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Hayono: Jangan sering ganti kurikulum pendidikan


Senin, 06 Januari 2014 / 20:22 WIB
Hayono: Jangan sering ganti kurikulum pendidikan
ILUSTRASI. Pembiayaan Motor: Staf melayani calon pembeli motor si sebuah dealer di Depok, Jawa Barat, Rabu (3/8/2022). KONTAN/Baihaki/3/8/2022


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Peserta Konvensi Demokrat Hayono Isman menyarankan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak sering mengganti kurikulum. Ia menilai seringnya pergantian kurikulum menyebabkan biaya pendidikan menjadi mahal.

Ia mengatakan setiap pelajar diharuskan terus membeli buku baru. Sementara buku lama yang dimiliki pelajar tersebut tidak bisa diberikan kepada yang membutuhkan maupun anggota keluarganya.

"Harus beli buku baru, karena buku lama tidak terpakai lagi, buku mahal pendidikan terhambat, pendidikan hanya untuk kalangan tertentu," kata Hayono di Sekretariat Konvensi Demokrat, Jakarta, Senin (6/1).

Anggota Komisi I DPR itu juga mengkritik pemerintah yang belum dapat memberikan pendidikan berkualitas bagi masyarakat. "Kita ingin memastikan jangan gonta-ganti kurikulum, nama sekolah sering diganti juga, anggaran 20% atau senilai Rp 320 triliun tetapi belum mampu menghadirkan pendidikan yang berkarakter, beriman dan berilmu," tuturnya.

Selain itu ia juga menyoroti isi sumpah pemuda yang terakhir yakni menjungjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Menurutnya isi tersebut bermakna bahasa daerah harus terus dilestarikan. "Bahasa daerah tidak dimatikan tetapi dikembangkan, dihidupkan seperti bahasa sunda," kata Hayono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×