kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hatta: 100.000 lahan baru akan ditanam kedelai


Rabu, 02 Oktober 2013 / 07:30 WIB
Hatta: 100.000 lahan baru akan ditanam kedelai
ILUSTRASI. Ilustrasi Gulai Telur Cabai Hijau memiliki kuah berwarna kehijauan yang berasal dari cabai hijau.dok/grantourismo travels


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah terus berupaya agar Indonesia bisa mengurangi ketergantungan impor pangan, bahkan bisa swasembada.

Seperti kedelai, kata Hatta, dalam waktu dekat akan ditanam di atas lahan baru seluas 100.000 hektare. Paling besar lahan berada di Aceh, yakni seluas 60.000 hektare. Sisanya akan ditanam di berbagai daerah.

"Dengan tiga kali panen, maka bisa menghasilkan 500-600 ribu ton kedelai tambahan (per tahun). Secara bertahap kita kurangi ketergantungan pada impor," kata Hatta seusai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Sidang kabinet paripurna yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu membahas masalah ekonomi.

Hatta menyinggung kritikan berbagai pihak terkait kebijakan impor kedelai. Sejak dulu, kata dia, Indonesia sudah mengimpor kedelai lantaran produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan.

Sulitnya membuat swasembada kedelai, kata Hatta, lantaran petani tidak tertarik menanam jika harga kedelai di bawah Rp 7.000 per kilogram. Jika di bawah Rp 7.000 per kilogram, petani lebih tertarik menanam tebu, beras, atau komoditas lain. Namun, kata dia, kini petani tertarik kedelai setelah harga di atas Rp 7.000 per kilogram.

Seperti diberitakan, kebutuhan kedelai nasional sekitar 2,5 juta ton per tahun. Namun, saat ini baru sepertiganya bisa dipenuhi oleh produksi lokal. Selebihnya mesti impor. Akibatnya, ketika rupiah melemah terhadap dollar AS, harga kedelai melonjak. (Sandro Gatra/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×