Reporter: Barly Haliem | Editor: Sandy Baskoro
Namun Tim Ide & Literasi Professor Nidom Foundation mengingatkan, toksisitas penggunaan CQ dan HCQ dalam jangka waktu yang lama atau dosis tinggi diketahui memiliki efek samping, yakni dapat menyebabkan kardiotoksisitas pada pasien dengan disfungsi hepatik (gangguan hati) atau disfungsi renal (gangguan ginjal) dan imunosupresi.
"Beberapa studi menunjukkan angka mortalitas 10%-30% yang disebabkan oleh overdosis CQ pada usia dewasa. Sedangkan toksisitas HCQ, walaupun jarang terjadi, namun dapat berakibat fatal jika digunakan dalam dosis yang tinggi," tulis Tim Ide & Literasi Professor Nidom Foundation, dalam pernyataan resmi yang diterima KONTAN, Senin (23/3).
Studi kasus yang dilaporkan terhadap perempuan (23 tahun) yang mengkonsumsi HCQ sebanyak 40 gram, dalam waktu enam jam setelah konsumsi terjadi ketidakstabilan hemodinamik yang parah timbul sebagai akibat dari iritabilitas miokard (otot jantung). Dalam dosis tertentu, HCQ memiliki efek penyumbatan saluran natrium dan kalium jantung yang berakibat pada keterlambatan repolarisasi dan konduksi intraventrikular.
Kondisi ini menghasilkan bradikardia (perlambatan detak jantung/< 60 denyut/menit), hipotensi, ventrikular disritmia (detak jantung abnormal), dan abnormalitas pada gambaran EKG jantung (masalah pada konduksi dan kontraktilitas otot jantung). Selain memiliki efek samping pada jantung, toksisitas HCQ diketahui juga dapat memberikan efek negatif pada retina mata (retinopati).
Mekanisme toksisitas HCQ pada retina mata belum sepenuhnya diketahui, meskipun perubahan paling awal yang muncul terjadi di dalam sitoplasma sel ganglion dan fotoreseptor, dengan keterlibatan epitel pigmen retina (RPE) yang obat berikatan dengan melanin, HCQ dapat mempengaruhi metabolisme sel retina dan dapat menyebabkan efek toksik dalam waktu yang lama dan bersifat kronis. Gambaran efek retinopati yang terjadi mulai dari gangguan penglihatan sampai efek fatal yang menyebabkan kebutaan.