Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih tertekan dan tetap bertahan di atas Rp 15.600 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir pekan ini.
Rupiah spot ditutup pada level Rp 15.613 per dolar AS pada Jumat (6/10), atau dengan demikian rupiah di pasar spot ambles 0,99% dalam sepekan.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mewanti-wanti, pelemahan rupiah ini menjadi lampu merah.
Pasalnya, Riefky juga bilang, pelemahan rupiah akan berpotensi mengerek inflasi impor (imported inflation) yang nantinya akan bermuara pada peningkatan inflasi umum.
"Ini merupakan hal yang harus diperhatikan oleh otoritas, karena pelemahan rupiah akan berpengaruh pada imported inflation," tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Sabtu (7/10).
Baca Juga: Rupiah Bertahan di Atas Rp 15.600, Simak Sentimen untuk Pekan Depan
Nah selain imported inflation, ada hal lain yang berpotensi mengungkit inflasi di akhir tahun 2023, yaitu potensi kenaikan harga pangan akibat fenomena kekeringan atau El Nino.
Dengan demikian, perlunya upaya dari otoritas baik Bank Indonesia (BI) maupun pemerintah perlu dilakukan untuk menjaga inflasi
BI perlu untuk melakukan intervensi nilai tukar rupiah untuk menjaga stabilisasi harga dan inflasi di dalam negeri.
Sedangkan bersama pemerintah, perlu menjaga kecukupan suplai, terutama bahan pangan.
"Karena kalau imported inflation tidak terjaga, dikombinasikan dengan faktor pemicu inflasi lainnya maka tekanan inflasi akan sangat besar," tambah Riefky.
Lebih lanjut, Riefky tetap memperkirakan inflasi Indonesia akan bergerak di kisaran sasaran BI yang sebesar 3% yoy plus minus 1%.
Dari hitungannya, inflasi pada akhir tahun akan mungkin bergerak di kisaran 2,5% yoy hingga 3% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News