kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Hary Tanoe gunakan museum untuk kantor ormas


Minggu, 03 Maret 2013 / 10:52 WIB
Hary Tanoe gunakan museum untuk kantor ormas
ILUSTRASI. Marak pinjol ilegal, masyarakat perlu berhati-hati memilih platform pinjol sebelum meminjam.


Reporter: Cindy Silviana Sukma |

JAKARTA. Hary Tanoesoedibjo (HT) terus menggenjot publisitas karier politiknya. Setelah bergabung dengan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan membentuk organisasi rakyat (ormas) bernama Persatuan Indonesia (Perindo), HT pun segera menyulap museum Adam Malik menjadi kantor ormas tersebut.

Saat KONTAN melintasi gedung ini, sejumlah pekerja bangunan tengah merenovasi bekas museum dari Wakil Presiden RI ke - 3. Spanduk merah Perindo terpampang di depan bangunan yang terletak di bilangan Dipenogoro 29, Jakarta Pusat. Sebenarnya museum ini telah lama dilego ke Bos MNC grup sejak tahun 2006 lalu, dengan menggunakan nama sang istri.

Museum ini didirikan oleh Nelly Malik, istri Adam Malik pada 1986. Terdapat sekitar 5.000 koleksi peninggalan barang-barang koleksi museum, termasuk Prasasti Raja Sankhara yang berasal dari abad 8 Masehi. Namun, sejak tahun 2000 Pemerintah menghentikan dana bantuan, sehingga keluarga kesulitan untuk mempertahankan museum. Barang-barang koleksi pun dijual satu per satu hingga ke tukang loak.

Kini, museum Adam Malik hanyalah kenangan, dan yang kita temukan adalah sarang ormas untuk kepentingan politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×