kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Pangan Turun, Ekonom Bank Mandiri Prediksi Februari 2022 Akan Deflasi 0,10%


Jumat, 25 Februari 2022 / 20:00 WIB
Harga Pangan Turun, Ekonom Bank Mandiri Prediksi Februari 2022 Akan Deflasi 0,10%
ILUSTRASI. Pedagang bahan makanan menunggu calon pembeli di pasar Petak Sembilan, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari mencatat deflasi sebesar 0,10% mtm.

Faisal mengatakan deflasi pada Februari didorong oleh penurunan harga pangan akibat normalisasi harga pasca libur akhir tahun dan musim panen, serta penurunan tingkat mobilitas di tengah kasus Covid-19 varian Omicron yang juga menekan biaya jasa transportasi.

“Sementara itu, lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron juga meningkatkan biaya perawatan kesehatan,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (25/2).

Secara tahunan, inflasi Februari diperkirakan sekitar  1,97% yoy.

Sedangkan inflasi inti, diperkirakan akan sekitar 1,91% yoy, lebih tinggi dari Januari 2022 yang sebesar 1,84%, seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi dan kenaikan harga emas akibat konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Faisal menambahkan, harga pangan dinilai paling berkonstribusi terhadap deflasi dimana harga pangan secara umum terpantau turun pada 22 Februari.

Baca Juga: BI Perkirakan Februari 2022 Akan Terjadi Deflasi 0,05%

“Penurunan harga paling banyak terjadi pada daging ayam, telur ayam, minyak goreng dan cabai rawit,” katanya.

Ia memperkirakan kelompok pengeluaran makanan memberikan konstribusi sekitar 0,13% terhadap deflasi. 
Faisal menegaskan bahwa tren inflasi akan cenderung meningkat ke depannya.

“Kami percaya demand pull inflation akan berlanjut pada tahun 2022 di tengah meningkatnya perputaran uang meskipun ada dampak sementara dari varian Omicron. Selain itu, tekanan inflasi cost push cenderung meningkat karena inflasi Indeks Harga Produsen sudah berada di atas inflasi Indeks Harga Konsumen,” kata Faisal.

Menurut Faisal, kenaikan inflasi di tahun 2022 juga didorong oleh kenaikan tarif PPN dari 10% menjadi 11% serta normalisasi harga yang diatur termasuk kenaikan tarif angkutan umum dan cukai hasil tembakau.

Selain itu, konflik Rusia dan Ukraina juga dapat memperpanjang kenaikan harga komoditas global, sehingga memberikan tekanan pada harga energi dan bahan bakar Indonesia. Tidak hanya itu, konflik tersebut juga memperkuat harga emas.

Sehingga secara keseluruhan, Faisal memperkirakan inflasi pada 2022 akan ada di kisaran 3,30% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×