kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga pangan tinggi, Ikappi: Antisipasi pemerintah terhadap pangan lemah


Minggu, 28 Maret 2021 / 19:53 WIB
Harga pangan tinggi, Ikappi: Antisipasi pemerintah terhadap pangan lemah
ILUSTRASI. Warga berbelanja kebutuhan bahan makanan di pasar tradisional Petak Sembilan, Jakarta, Jumat (22/1/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menilai, tingginya harga beberapa bahan pangan saat ini disebabkan oleh antisipasi pemerintah terhadap kesiapan pangan masih lemah.

Menurut Abdullah, tingginya harga pangan ini bukan disebabkan faktor menjelang bulan ramadan. Pasalnya,  beberapa harga pangan seperti cabai dan daging sapi sudah mengalami kenaikan dalam waktu yang lama.

"Carut marut pangan ini bukan disebabkan fase Ramadannya, ini belum masuk ke fase itu. Ini karena memang antisipasi pemerintah terhadap pangan kita masih lemah, makanya harga naik, makanya terganggu, makanya tidak konsisten, produksi tidak ada. Itu karena banyak ketidaksiapan pemerintah dalam menyiapkan pangan sebelum ramadan," ujar Abdullah kepada Kontan, Minggu (28/3).

Baca Juga: Petani desak pemerintah revisi HPP gabah dan beras

Abdullah pun menyoroti beberapa bahan pangan yang masih bertahan tinggi dalam beberapa waktu terakhir, seperti daging, cabai rawit merah, hingga minyak goreng.

Dia menyebut saat ini harga rata-rata untuk cabai rawit merah masih sekitar Rp 125.000 hingga Rp 130.000 per kg, harga minyak goreng curah di atas Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per kg atau di atas HET.

"Kalau minyak goreng saat ini lebih dari Rp 14.000 per kg, ada Rp 14.700 sampai Rp 15.000 per kg, tergantung beberapa pasar, tetapi masih di atas HET," ujar Abdullah.

Abdullah juga menyebut harga daging ayam masih stabil meskipun relatif tinggi atau sekitar Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per ekor, sementara harga daging sapi yang mencapai hingga Rp 130.000 per kg. Menurut Abdullah, harga daging sapi ini masih berpotensi mengalami kenaikan.

"Ini potensi untuk naik, jika memang persoalan ini tidak ditangani secara serius oleh pemerintah, dalam hal ini Kemendag dan Kementan," tambahnya.

Baca Juga: Bulog Merasa Tak Pernah Ada Koordinasi Impor Beras, Toh Stok Mencukupi

Berdasarkan pantauan harga yang dilakukan Kontan di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta, harga daging sapi saat ini berkisar Rp 125.000 per kg. Berdasarkan pengakuan salah satu pedagang, harga ini sudah mengalami kenaikan harga sebanyak 3 kali sejak Februari.

Lalu, harga cabai rawit merah berkisar Rp 120.000 hingga Rp 130.000 per kg, cabai merah keriting Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per kg, harga rawit hijau Rp 60.000 per kg, lalu harga cabai hijau Rp 40.000 hingga Rp 45.000 per kg.

Adapun harga minyak goreng curah Rp 15.000 per kg, harga gula Rp 14.000 per kg, dan pangan lain seperti daging ayam Rp 35.000 per kg, harga telur sekitar Rp 22.000 per kg, sementara bawang merah Rp 45.000 per kg dan bawang putih Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per kg.

Abdullah pun mengatakan biasanya kenaikan harga pangan di bulan ramadan dan lebaran terdiri atas 3 fase. Pertama, seminggu menjelang bulan puasa, lalu fase kedua seminggu hingga 3 hari menjelang idul fitri dan fase ketiga beberapa hari setelah bulan lebaran.

Baca Juga: Akademisi: Pasokan ayam berpotensi berlebih 510 juta ekor di 2021

Melihat fase ini, Abdullah pun berpendapat pemerintah seharusnya sudah memiliki mempersiapkan berbagai komoditas pangan dari hulu hingga hilir. Sementara, menurut Abdullah kekacauan pangan ini pun disebabkan lemahnya komunikasi yang baik antara pemerintah dengan stakeholder di bawahnya.

Lebih lanjut, Abdullah pun mengingatkan bahwa permintaan atas bahan pangan saat ini belum terlalu tinggi. Melihat kenaikan harga saat ini, Abdullah mengaku tak bisa memproyeksi apakah harga masih akan tetap bertahan tinggi hingga ke depannya. Namun, dia memastikan bahwa akan ada peningkatan permintaan 3-5 hari menjelang bulan ramadan, sehingga kenaikan harga masih bisa terjadi.

"Ini masih ada 2 minggu pemerintah mencari solusi turunnya harga pangan ini. Kalau seminggu ini pemerintah lepas tangan dan tidak melakukan apapun, ya jangan harap harganya bagus," kata Abdullah.

Selanjutnya: Wamentan pastikan stok pupuk subsidi mencukupi untuk musim tanam April-Mei 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×