kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.520   0,00   0,00%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Harga pangan kembali naik, OP gagal total


Rabu, 29 Juni 2016 / 17:27 WIB
Harga pangan kembali naik, OP gagal total


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Sepekan jelang Lebaran harga kebutuhan pokok kembali melambung. Kenaikan harga kebutuhan pokok itu melonjak naik karena permintaan masyarakat kembali naik pasca mendapatkan uang tunjangan hari raya dan gaji bulanan, sedangkan pasokan di pasar menurun karena pedagang mulai mudik.

Berdasarkan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) saat ini harga pangan di pasar melonjak sekitar 10% hingga 15%. Harga daging sapi sudah melonjak menjadi rata-rata Rp 126.000 per kilogram (kg), jauh di atas target pemerintah sebesar Rp 80.000 per kg.

Harga daging ayam juga sudah berada di kisaran rata-rata Rp 37.000 - Rp 38.000 per kg. "Harga itu masih berpotensi naik tiga hari jelang lebaran," tambahnya.

Hal serupa juga terjadi di harga bawang merah yang saat ini sudah kembali naik menjadi Rp 39.00 per kg di Jakarta dari sebelumnya di kisaran Rp 30.000 per kg.

Kenaikan harga menjadi pertanda pemerintah gagal mengendalikan pangan. Meski pemerintah sudah gencar melakukan operasi pasar (OP) untuk sejumlah komoditas, tapi harga pangan tetap meningkat.

Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan, OP yang dilakukan pemerintah tak ubahnya seperti pemadam kebakaran. Artinya hanya dilakukan di sejumlah titik saja, dan setelah itu kembali lagi harga naik. Kegagalan pemerintah menekan kenaikan harga kebutuhan pokok didasarkan pada ketidaksiapan pemerintah mengelola managemen pasar dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok.

"OP yang dilakukan pemerintah itu tidak efektif. Karena itu harus diakui kalau pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang untuk menekan harga," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (29/6).

Menurut Abdullah seharusnya pemerintah itu melakukan perencanaan jangka panjang. Bisa berupa pendekatan kepada para petani dan juga kepada para pedagang di pasaran. Baik itu dalam bentuk permodalan dan perbaikan distriubsi dan angkutan. Subsidi pada distribusi pangan juga penting untuk menekan kenaikan harga dan itu tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×