Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis penerimaan negara pada Februari bisa moncer. Prediksi ini seiring dengan pemulihan harga minyak dunia yang secara bulanan sudah mengindikasikan pembalikan pada Januari 2021 dari posisi harga Desember 2020.
“Harga minyak dunia itu sudah mulai naik month to month (mtm)-nya. Ini nanti kita akan lihat mungkin pada penerimaan kita di bulan Februari,” kata Menkeu Sri Mulyani saat Konferensi Pers Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 Periode Januari, Selasa (23/2).
Mengutip Bloomberg, harga minyak global jenis Brent pada Rabu (24/2) ditutup di level US$ 63,25 per barel, menguat 2,56% dalam sehari.
Sementara pada akhir Januari lalu, harga minyak Brent ditutup dengan posisi harga US$ 52,20 per barel, menguat 7,5% secara bulanan dari harga per akhir Desember 2020 sebesar US$ 48,52 per barel.
Baca Juga: Harga minyak ke level tertinggi 13 bulan, terangkat turunnya produksi AS
“Kita berharap akan terjadi pembalikan baik di pajak maupun di penerimaan negara bukan pajak (PNBP),” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Kendati demikian, kenaikan harga minyak dunia bulan lalu sebetulnya belum berdampak terhadap penerimaan pajak migas maupun PNBP sumber daya alam (SDA) migas.
Data APBN menunjukkan realisasi penerimaan pajak penghasilan (PPh) migas pada Januari 2021 sebesar Rp 2,3 triliun, kontraksi 19,8% year on year (yoy). Sejalan, PNBP SDA migas mencatatkan realisasi sebesar Rp 2,3 triliun, minus 69,8% yoy.
Adapun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan penerimaan keduanya hingga akhir 2021 masing-masing sebesar dan RP 45,8 triliun dan Rp 75 triliun.
“Untuk migas masih terekam pertumbuhan negatif karena harga minyak Januari 2021 dibandingkan Januari 2020 memang masih lebih rendah, ICP kita di 2021 lebih rendah dibandingkan ICP Desember 2019-Januari 2020. Ini menyebabkan penerimaan masih turun,” ujar Menkeu.
Adapun secara umum, realisasi pendapatan negara pada Januari lalu sebesar Rp 100,1 triliun. Angkat tersebut terpantau minus 4,8% secara tahunan dibanding realisasi periode sama tahun lalu sebesar Rp 105,1 triliun.
Pencapaian dalam satu bulan di tahun 2021 itu, telah menyumbang 5,7% dari target penerimaan negara akhir tahun 2021 sejumlah Rp 1.743,6 triliun.
Selanjutnya: IHSG masih ada sinyal positif, berikut rekomendasi saham hari ini (25/2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News