kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Harga gula dan bawang merah meroket, ini instruksi Jokowi ke para menteri


Rabu, 13 Mei 2020 / 11:14 WIB
Harga gula dan bawang merah meroket, ini instruksi Jokowi ke para menteri
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut bawang merah di Pasar Induk Kemang, Bogor, Selasa (5/5). Kementerian Pertanian berharap panen bawang merah pada bulan Mei di 18 sentra utama seluas 8.958 hektar, dengan produksi mencapai lebih dari 67.000 ton akan mentralisir kenaikan h


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden Joko Widodo menyoroti tingginya harga sejumlah bahan pangan. Terutama untuk bawang merah dam gula pasir yang masih tinggi.

Harga rata-rata nasional bawang merah disampaikan Jokowi berada di angka Rp 51.000 per kilogram (kg).

Baca Juga: Jokowi targetkan penyaluran bansos capai Rp 1,2 juta sebelum lebaran

"Masih jauh dari harga acuan bawang merah yaitu Rp 32.000 per kg," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference di Istana Merdeka, Rabu (13/5).

Selain bawang merah, Jokowi juga menyoroti tingginya harga gula pasir. Sebelummya pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan harga gula pasir.

Antara lain adalah upaya impor untuk menambah stok gula di pasar. Selain itu pemerintah juga mangalihkan gula kristal rafinasi yang sebelumnya digunakan untuk industri ke pasar konsumsi.

Baca Juga: Akui penyaluran bansos tumpang tindih, Mensos janjikan tahap kedua akan lebih baik

"Gula pasir sampai saat ini masih Rp 17.000 per kg hingga Rp 17.500 per kg padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) harusnya Rp 12.500 per kg," terang Jokowi.

Oleh karena itu, Jokowi meminta agar jajaran menteri melihat titik masalah tingginya harga tersebut. Baik masalah distribusi, stok, mau pun adanya kemungkinan pihak yang memainkan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×