kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Harga elpiji harusnya dibatalkan, bukan diturunkan


Senin, 06 Januari 2014 / 15:36 WIB
Harga elpiji harusnya dibatalkan, bukan diturunkan
ILUSTRASI. The TikTok logo is pictured outside the company's U.S. head office in Culver City, California, U.S., September 15, 2020. REUTERS/Mike Blake


Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Upaya pemerintah menurunkan harga gas elpiji 12 kilogram (kg) dari semula Rp 3.959 per kg menjadi Rp 1.000 per kg dianggap tidak tepat. Sebab, mestinya, pemerintah membatalkan kenaikan itu.

"Idealnya kenaikan elpiji ini dibatalkan bukan cuma penurunan, Pemerintah jangan lagi bermain pencitraan dengan cara seperti ini," ujar Anggota Komisi VII DPR, Dewi Aryani, Senin (6/1).

Menurut Dewi, cara yang dilakukan pemerintah ini tidak patut dan cenderung mempermainkan harga dalam kondisi rakyat yang sedang terpuruk.

Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, dampak kenaikan sebelumnya sudah terlanjur bergulir, sehingga seharusnya pembatalan lebih tepat dilakukan guna mencegah imbas yang makin parah.

Lebih jauh, Dewi menyarankan kepada PT Pertamina (Persero) selaku perusahaan pelat merah untuk intens berkonsultasi dengan pemerintah terkait temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahwa bisnis gas elpiji 12 kg dan 50 kg Pertamina merugi Rp 7,73 triliun selama 2011-2012.

"Padahal, banyak aspek yang bisa dilakukan subsidi silang dari bisnis Pertamina," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×