kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Harga Beras Masih Tinggi, Mentan Amran Bilang Begini


Rabu, 03 September 2025 / 20:47 WIB
Harga Beras Masih Tinggi, Mentan Amran Bilang Begini
ILUSTRASI. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kondisi pangan nasional masih terkendali.


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah sorotan publik soal harga beras yang masih tinggi, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kondisi pangan nasional masih terkendali.

Ia merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan dampak kenaikan harga beras terhadap inflasi justru sangat kecil.

Menurutnya, kenaikan harga beras hanya memberi dampak kecil terhadap inflasi, yakni 0,03 persen saja.

Adapun inflasi merupakan salah satu indikator penting untuk melihat stabilitas harga pangan.

Baca Juga: Bulog Guyur Beras Subsidi untuk Meredam Harga

Data BPS mencatat inflasi nasional turun dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen.

 
Artinya, meskipun harga beras di pasar terasa mahal, secara keseluruhan kontribusi pangan, yang biasanya punya pengaruh besar terhadap inflasi, masih menunjukkan tren yang terkendali.

“Sudah lihat nggak BPS? Hasil BPS terhadap inflasi pengaruhnya 0,03 persen. Dan inflasi kita itu salah satu indikator ya, inflasi kita turun dari 2,37 menjadi 2,31. Itu artinya apa? Pangan kita yang kontribusi tertinggi biasanya itu menunjukkan bahwa baik-baik saja,” ujar Amran saat ditemui wartawan di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Lebih jauh, Amran menilai kondisi saat ini wajar, sebab terjadi pergeseran konsumsi beras dari segmen premium ke medium yang lebih banyak tersedia di pasar tradisional.

“Toh sekarang ini transisi pergeseran pangan kita dari premium itu bergeser ke medium, pasar tradisional, dan itu terjadi,” paparnya.

Ia juga memastikan tidak ada indikasi kelangkaan beras di lapangan. Pasalnya, tidak terjadi antrean konsumen saat membeli beras di pasar.

Baca Juga: Beras Premium Susah Dicari? Bapanas Buka Suara

Soal produksi, Amran mengeklaim stok nasional justru menunjukkan tren positif.

Data BPS memperkirakan produksi beras hingga Oktober 2025 mencapai 31 juta ton, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 28 juta ton.

Dengan capaian itu, Amran optimistis pasokan beras aman meski harga di pasar tengah bergejolak.

Pemerintah, kata dia, tetap mengawasi distribusi agar masyarakat tidak terdampak secara signifikan.

“Artinya produksi di atas surplus 3 juta ton dibanding tahun lalu. Dan yang menarik adalah 31 juta ton itu sampai Oktober. Tahun lalu itu produksi hanya 30 juta ton. Padahal masih ada 2 bulan nih. Estimasi kita itu 34 juta ton,” beber Amran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×