kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Harga BBM naik, pemerintah lupa kepentingan rakyat


Minggu, 29 Maret 2015 / 16:09 WIB
Harga BBM naik, pemerintah lupa kepentingan rakyat
ILUSTRASI. Duolingo akan menghadirkan kursus terbaru yakni musik dan matematika.


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pasca naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar sebanyak Rp 500 per liter. DPR RI menilai, pemerintah lupakan kepentingan rakyat.

Ketua Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika mengatakan, pemerintah tidak transparan atas kenaikan harga BBM tersebut. Pasalnya kenaiakn BBM seharusnya memiliki beberapa prinsip.

"Ada prinsip yang tidak boleh dilanggar, kebijakan harga harus selalu mempertimbangkan kepentingan rakyat," tegasnya saat diskusi kenaikan harga BBM, di Cikini, Jakarta (29/3).

Ia bilang, BBM merupakan komoditi yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak. Kemudian prinsip selanjutnya. Kenaikan BBM harusnya lebih transparan. Misalnya, bagaimana cara menghitung kenaikan harga. "Dulu saat kita raker, mereka janji akan menurunkan harga, tapi kenapa sekarang malah naik, ini namanya ingkar," jelasnya.

Ia melanjutkan kebijkan BBM atau energi lain umumnya harus menjadi perhatian semua pihak. Tapi sayangnya pemerintah tidak 'mikir'. Hampir semua komoditas energi seperti elpiji, listrik dan BBM naik. "Tidak ada solusi untuk kepentingan rakyat," pungkasnya.

Pemerintah, kata Kardaya, tidak boleh melanggar peraturan perundang-undangan. Sebab, ketika ada kenaikan harga, pastinya ada selisih harga yang harus ditanggun. "Apakah PT Pertamina (Persero) yang menanggung, dia terikat Undang-Undang perseroan, tidak boleh menalangi hal yang merugikan," tandasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×