kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.340   0,00   0,00%
  • IDX 6.788   -6,83   -0,10%
  • KOMPAS100 1.009   -1,54   -0,15%
  • LQ45 781   -2,24   -0,29%
  • ISSI 211   0,76   0,36%
  • IDX30 405   -1,54   -0,38%
  • IDXHIDIV20 488   -3,62   -0,74%
  • IDX80 114   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 120   -0,76   -0,63%
  • IDXQ30 133   -0,78   -0,59%

Harapan Komisi I DPR dari kunjungan Raja Salman


Minggu, 26 Februari 2017 / 12:34 WIB
Harapan Komisi I DPR dari kunjungan Raja Salman


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA.  Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari menuturkan, kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud pada 1 hingga 9 Maret 2017 sangat kental dengan warna investasi.

Indonesia, kata dia, harus mampu memanfaatkan peluang dari kunjungan tersebut untuk menggerakkan roda perekonomian Tanah Air.

"Ini tantangan bagi Indonesia apakah kita mampu memanfaatkan peluang investasi ini sekaligus memberikan stimulus bagi ekonomi nasional kita," ujar Abdul Kharis saat dihubungi, Minggu (27/2).

Terlebih lagi, kunjungan Raja Salman terbilang spektakuler karena membawa serta rombongan yang jumlahnya mencapai 1.500 orang.

Tujuan investasi Arab Saudi dianggap membawa keuntungan tersendiri bagi Indonesia.

Sebab, Arab Saudi melakukan investasi murni, jarang mensyaratkan penyertaan tenaga kerja dari negara itu sendiri.

"Ini investasi murni yang sangat menguntungkan daripada negara-negara yang menginvestasikan tetapi dengan catatan tenaga kerja harus dari sana," ucap politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Hanya saja, Abdul Kharis menilai, Arab Saudi harus lebih kreatif, mengingat tren harga minyak yang cenderung turun.

"Arab Saudi harus kreatif. Tidak hanya menginvestasikan dengan bentuk minyak. Harus kreatif menginvestasikan dananya," ucap dia.

Terlepas dari keuntungan di bidang investasi, kedatangan Raja Salman juga diharapkan mampu memperbaiki kondisi tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, dengan sejumlah permasalahan, seperti pemerkosaan, kekerasan, dan penganiayaan terhadap TKI bisa diminimalisasi.

Namun, di sisi lain, Indonesia juga diimbau mengirimkan TKI dengan kemampuan yang terbaik dan terdidik sehingga saat bekerja tidak menjadi masalah di negeri sana.

"Dengan menguatnya hubungan bilateral ini, kami berharap TKI di Arab Saudi bisa mendapatkan perlindungan yang lebih baik," kata Abdul Kharis. (Nabilla Tashandra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×