Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kembali menghadapi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron. Menkes Budi Gunadi Sadikin memperingatkan, Indonesia akan melihat kenaikan jumlah kasus yang tinggi.
"Nanti, kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi secara virtual, Kamis (27/1).
Pada Jumat (287/1), data Kementerian Kesehatan menunjukkan, ada hampir 10.000 kasus baru, persisnya 9.905 infeksi Covid-19 di Indonesia. Ini merupakan angka infeksi harian tertinggi sejak awal September tahun lalu.
Sementara hingga Rabu (26/1), pasien yang terkonfirmasi terpapar varian Omicron sebanyak 1.988 orang. Dari jumlah itu, yang sudah sembuh atau selesai menjalani perawatan 765 orang.
Baca Juga: Begini Pola Penyebarannya, Seluruh Jawa dan Bali Terinfeksi Omicron
Total pasien yang pernah dirawat sejak awal kasus Omicron pada Desember 2021 sebanyak 854 orang, dengan perincian pasien tanpa gejala 461, gejala ringan 334, serta gejala sedang dan berat 59 pasien.
Budi meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri atau gejala Omicron agar bisa melakukan pencegahan. Varian ini memicu gejala ringan, seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.
Ciri-ciri selanjutnya dari varian Omicron adalah tingkat perawatan di rumahsakit lebih rendah. Begitupun tingkat keparahannya lebih rendah. Sehingga, pasien yang masuk ke rumahsakit lebih sedikit.
"Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG (orang tanpa gejala) atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi, hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumahsakit," ujar Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News