kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Hadapi MEA, Indonesia perlu tingkatkan UKM


Senin, 12 Mei 2014 / 12:16 WIB
Hadapi MEA, Indonesia perlu tingkatkan UKM
ILUSTRASI. Alice in Borderland season kedua akan tayang kembali di Netflix pada minggu ini, melanjutkan petualangan Arisu dan Usagi setelah terperangkap di Borderland.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Sebentar lagi Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2015. Dalam menghadapi pasar bebas Asean tersebut, Indonesia harus menyiapkan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk bisa bersaing.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan dalam menghadapi integrasi kawasan Asean, Indonesia harus menyiapkan energi untuk meningkatkan daya saing. Salah satu sektor yang perlu ditingkatkan daya saingnya adalah sektor UKM.

Menurut Agus, untuk menjadi pemain tangguh maka potensi UKM harus digali dan diperkaya dengan kewirausahaan. Saat ini wirausaha di Indonesia masih terbatas.

"Baru 1,65% dari jumlah penduduk yang berwirausaha," ujarnya dalam Mandiri Institute "Committed to a better Indonesia" di Jakarta, Senin (12/5).

Persentase 1,65% tersebut bila dibanding dengan negara Asean lainnya sangatlah rendah. Misalnya, Singapura dan Thailand yang wirausahanya sudah lebih dari 4% dari jumlah penduduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×