kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   11.000   0,73%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Hadapi MEA, KKP genjot produksi benih unggulan


Minggu, 11 Mei 2014 / 12:55 WIB
Hadapi MEA, KKP genjot produksi benih unggulan
ILUSTRASI. Garuda Food membidik pertumbuhan laba dua digit pada tahun depan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/30/08/2018


Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengaku siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 mendatang.

Salah satu strategi KKP untuk menghadapi MEA di tahun depan adalah dengan menggenjot industrialisasi perikanan budidaya melalui induk dan benih unggul.

“Indonesia termasuk negara unggul dalam soal perbenihan dibanding negara Asean lainnya,” ujar Direktur Perbenihan, Djumbuh Rukmono, dikantornya, Jumat (9/5).

Menurut Djumbuh, saat ini KKP sudah mengembanghkan broodstock centre di beberapa wilayah. Melalui Regional Broodstock Centre dan National Broodstock Centre, pengumpulan benih unggul akan ditingkatkan.

“Dengan menyiapkan broodstock ini berarti Indonesia lebih unggul dibanding yang lain,” tambah Djumbuh.

Kondisi broodstock di Indonesia sendiri saat ini sudah sangat memadai, tapi kapasitas produksinya yang masih harus ditambah.

Saat ini, secara keseluruhan bisa memproduksi dua juta induk, sehingga akan digenjot mencapai dua miliar induk.

Tercatat ada sekitar 16 broodstock yang tersebar di Indonesia seperti di wilayah Sukabumi, Jambi, Batam dan Maros.

“Induk unggulan kita evaluasi supaya tidak terjadi penurunan genetik,” ujar Djumbuh.

Menurut Djumbuh, negara Asean yang dilihat menjadi saingan Indonesia dalam hal perbenihan adalah Thailand. Mereka memiliki teknologi yang lebih berkembang, dengan kebutuhan benih sekitar 40 miliar.

“Saat MEA nanti, inginnya Indonesia sudah mampu swasembada benih dan induk unggul,” kata Djumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×