Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berduka. KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah wafat pada Minggu (2/2/2020) malam. Rencananya, jenazah cucu dari KH Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama) itu, akan dikebumikan di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Seperti apa sosok Gus Solah?
Gus Sholah lahir di Jombang, 11 September 1942. Dia merupakan putra dari pasangan KH Wahid Hasyim (ayah) dengan Sholehah (ibu). Abang kandungnya adalah mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Baca Juga: BREAKING NEWS: Gus Sholah, adik Gus Dur, wafat
Dalam kesehariannya, dia dikenal sebagai seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Kendati demikian, dirinya pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998.
Melansir Wikipedia, semasa hidup, Gus Sholah juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM. Hal itu sejalan dengan sosoknya yang kerap memperjuangkan hak asasi di Indonesia.
Baca Juga: Gus Solah: Ketimbang TGB, Mahfud MD lebih cocok dampingi Jokowi
Pada 2004, dia pernah mencalonkan diri sebagai kandidat wakil presiden pada pemilu presiden 2004 berpasangan dengan Wiranto. Namun langkahnya terhenti pada babak pertama, karena menempati urutan ketiga.
Salah satu kegiatan utama Gus Sholah adalah bertindak sebagai pengasuh utama di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Bicara mengenai riwayat pendidikannya, Gus Sholah mengenyam bangku pendidikan tinggi Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk jurusan Arsitektur.
Baca Juga: Gus Solah: Tidak masalah suara NU terpecah
Dia juga memiliki rekam jejak panjang di organisasi. Berikut adalah perjalanan organisasi Gus Sholah:
- PMII Komisariat ITB (1964-1966)
- Sekretaris Jenderal DPP Inkindo (1991-1994)
- Ketua Departemen Konsultansi Manajemen Kadin (1994-1998)
Aktivitas lain dari sosok inspiratif ini antara lain: Gus Sholah pernah mendirikan Ikatan Konsultan Manajemen Indonesia (1995), Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Umat (PKU) (1998-Oktober 1999).
Baca Juga: Konvensi Rakyat pilih 7 orang untuk capres
Gus Sholah juga pernah menjadi Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu PKU (1999), pendiri Yayasan Baitussalam (1982), Ketua Badan Pengurus Yayasan Baitussalam (1982-1985, 1988-1991). Selanjutnya, menjadi anggota Badan Pengawas Yayasan Baitussalam (1991-1994), pendiri Yayasan Wahid Hasyim (1985), dan Sekretaris Badan Pendiri Yayasan Wahid Hasyim (1999).
Kini, Gus Solah telah tutup usia. Banyak kiprahnya yang luput dari publikasi media Indonesia. Yang pasti, sosok Gus Sholah tetap menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia. Selamat jalan, Gus Sholah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News